Bad strategy bukan hanya tentang absennya good strategy. Itu tumbuh dari miskonsepsi dan disfungsi kepemimpinan. Apabila Anda belajar membangun kemampuan mendeteksi bad strategy, Anda akan mampu mengembangkan efektivitas dalam menilai sesuatu, mempengaruhi dan menciptakan strategi.
Untuk dapat mendeteksi bad strategy, perhatikan 4 tanda utama. Pertama, Fluff yakni bentuk omong kosong yang menyamar sebagai konsep atau argumen strategis. Kedua, Failure to face the challenge, dimana strategi buruk ditandai dari kegagalan mengenali tantangan. Ketika Anda tidak bisa mendefinisikan tantangan yang dihadapi, Anda tidak dapat mengevaluasi strategi ataupun memperbaikinya.
Tanda ketiga, mistaking goals for strategy. Strategi buruk, banyak terlihat dari sesuatu yang sekedar statement dan pernyataan keinginan, dibandingkan perencanaan untuk mengatasi hambatan. Keempat, bad strategic objectives. Tujuan strategis dikategorikan buruk apabila ia tidak praktis, tidak dapat dijalankan dan gagal dalam mengatasi masalah kritis.
Bad strategy begitu umum dan sering terjadi. Ini terjadi bukan karena miskalkulasi atau salah perhitungan. Namun ini sering terjadi karena acuh dan menghindari upaya & kerja keras untuk menyusun strategi yang baik.
Terdapat 3 hal yang mengarah pada bad strategy. Yang pertama, keengganan dan ketidakmampuan untuk memilih. Ketika pemimpin tidak mau dan tidak mampu memilih serta mengambil keputusan, bad strategy menjadi konsekuensi.
Selanjutnya, template-style strategy. Seringkali pemimpin sekedar mengikuti template sebagaimana yang umumnya dilakukan. Strategi ini mengesampingkan upaya dan kerja keras untuk mengidentifikasi tantangan-tantangan yang perlu diatasi.
Yang ketiga, new thought. Ini semacam keyakinan bahwa apa yang dibutuhkan untuk sukses adalah positive mental attitude. Seakan Anda hanya perlu memikirkan hal positif untuk meraih sukses. Sedangkan pemikiran kritis justru dibutuhkan untuk mempertimbangkan hal positif dan tidak mengabaikan hal negatif.
“Sistem Pendidikan kita kaya akan target dan standar, namun lemah dalam memahami dan mengatasi apa sumber dari rendahnya kinerja. Satu-satunya solusi bagi kita adalah menuntut lebih dari mereka yang memimpin. Lebih dari sekedar karisma dan visi, kita membutuhkan good strategy.”
Richard Rumelt