Berkat semangat belajarnya yang tinggi, Helen berhasil masuk Cambridge School for Young Ladies pada tahun 1896. Meskipun Sullivan ikut duduk di dalam kelas untuk menginterprestasikan apa yang diucapkan sang guru, kendala tetaplah ada. Tak semua hal yang diwajibkan buku mampu dieja Sullivan.
Di dalam kelas, Helen juga tak dapat mencatat atau menulis latihan. Ia sibuk mendengar dengan tangan. Semua latihan dan catatan dikerjakan di rumah dengan mesin tik. Untunglah para guru bersedia menjawab pertanyaan untuk membetulkan kesalahan pengucapan Helen. Beberapa siswa juga sudah mulai belajar berbicara dengan Helen.
Setelah menyelesaikan sekolah menengahnya, Helen pun berhasil masuk perguruan tinggi.Ia diterima di Radcliffle. Namun ia disarankan untuk belajar di rumah terlebih dahulu agar lebih mudah beradaptasi.
Ia sangat bahagia dapat melanjutkan studinya ke tingkat universitas. Namun, ia tetap merasa takut ketika harus menghadapi ujian. Meskipun telah berkali-kali berhasil melampaui ujian, tetap saja ada ujian demi ujian yang harus ia hadapi hingga ia lulus nanti.
Selama sekolah dan kuliah, Helen sudah mempelajari banyak hal. Namun, ada hal terpenting yang ia pelajari yaitu ilmu kesabaran. Ilmu tersebut memberikan pelajaran bahwa menjalani pendidikan harus dengan santai dan pikiran terbuka.
Pengetahuan merupakan wujud dari kebahagiaan karena memiliki pengetahuan membuat orang paham yang benar dan salah. Pengatahuan juga mengajarkan mana hal mulia untuk dilakukan dan mana yang hina.
“Segala hal memiliki keajaiban, termasuk kegelapan dan kesunyian dan aku belajar bahwa bagaimana pun keadaanku pasti ada kepuasan di dalamnya”
Helen Keller