Tak dapat dipungkiri, Helen dapat menjadi sosok yang baru berkat dukungan banyak orang terutama keluarga dan kerabatnya. Selain itu, ada beberapa nama yang ia sebutkan sebagai orang yang paling berjasa dalam hidupnya.
Orang pertama yang ia sebutkan adalah gurunya Nona Sullivan. Ia layak mendapatkan penghargaan dan pencapaian yang sudah diraih Helen. Ia selalu berada di dekat Helen, memotivasi dan membimbingnya tanpa lelah.
Selain Sullivan, Uskup Brooks juga disebut Hellen sebagai salah satu orang yang berjasa dalam hidupnya. Helen mengenal apa yang disebut dengan cinta kasih sesama melalui sang uskup.
Biasanya ia akan duduk di pangkuan sang uskup dengan satu tangan menggenggam tangannya sementara tangan yang lain menerima ejaan dari sang guru. Secara tak langsung, sang uskup memberikan pemahaman mengenai Tuhan serta persaudaraan antar umat manusia.
Orang yang berjasa berikutnya adalah Dr Alexander Graham Bell . Ia memberikan pengaruh yang tak kecil dalam kehidupan Helen.Ia membuat Helen merasa nyaman dan terlindungi. Kerja keras dan upayanya membantu tunarugu tak terhitung banyaknya. Rasa kasih sayangnya begitu terpancar ketika menggendong seorang anak tunarugu.
Disamping Nona Sullivan, Nyonya Hutton merupakan sosok yang paling sering membantu dan memberikan semangat ketika Helen sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Melalui surat-surat yang ia kirim, Helen mendapatkan rasa percaya diri dan keberanian untuk menghadapi segala rintangan.
Ketertarikan Helen pada sastra terpicu oleh perkenalannya dengan Tuan Hutton. Melalui Hutton, Helen dapat berkenalan dengan Mark Twain dan William Dean Howells. Melalui pembacaan bibir Mark Twain, Helen dapat mengetahui beberapa kisah yang menarik.
Terakhir, orang yang juga sering membantu Helen dan Nona Sullivan adalah Nyonya William Thaw dari Pittsburgh. Mereka sering berkunjung ke rumahnya. Di sana Helen dan Nona Sullivan merasakan keramahan dan kehangatan. Secara tak langsung, ia memberikan pengaruh positif dalam kehidupan Helen.