Saat Anda merasakan stres di dalam otak, maka air mata emosional akan keluar. Bayi menangis untuk memberitahu orang sekitar bahwa ia mengalami stres dan ingin stres tersebut ditangani. Menangis tidak semata-mata berefek meringankan stres tapi juga mengaktifkan sistem imun serta mengendalikan jalur stres fisik.
Tertawa juga memiliki efek mengurangi hasil stres, demikian menurut hasil eksperimen. Tapi efeknya lebih kecil dari pada menangis. Tertawa menimbulkan semangat, sementara menangis menimbulkan rasa lega. Jika Anda bisa memadukan keduanya sesuai kebutuhan maka akan menjadi hal yang baik.
Menangis untuk melepas stres tidak bisa dilakukan asal-asalan, ada beberapa kunci yang harus diperhatikan.
Pertama, pilih waktu malam bukan pagi hari. Pada pagi hari stres belum menumpuk dibandingkan saat malam hari. Akhir minggu lebih baikdari pada hari lainnya karena semua stres bertumpuk pada akhir waktu ini.
Kedua, jangan menahan diri ketika menangis tersedu-sedu. Tangis semacam ini terjadi ketika Anda tidak mampu menahan keluarnya air mata,tidak dapat berhenti menangis sekalipun berusaha menghentikan. Ketika itu terjadi, tetaplah menangis hingga berhenti sendiri. Jangan berusaha melawan dengan menahan tangis yang akan keluar. Lepaskan saja semua.
Ketiga, pilih waktu dan tempat yang pas untuk menangis.Tidak perlu semua orang melihat Anda menangis. Karena hal tersebut justru akan membuat orang lain menjadi stres.
Sering mendengar ucapan yang mengatakan perempuan lebih sensitif dari laki-laki sehingga mudah menangis? Begitulah adanya.
Perempuan lebih mudah menangis daripada laki-laki dikarenakan kekentalan estrogennya yang tinggi. Dan kekentalan estrogen berbanding lurus dengan kekentalan serotonin di dalam otak. Ketika kekentalan estrogen rendah, maka kekentalan serotonin juga menurun.
Dengan kata lain, perempuan menjelang menstruasi memiliki kekentalan serotonin yang rendah sehingga sulit menangis, sebaliknya sebelum ovulasi kekentalan serotonin tinggi dan otak simpati aktif sehingga mereka lebih mudah menangis.