Branding produk yang tepat dan bagus bisa membuat produk menjadi viral. Berbeda dengan konsep pemasaran tradisional, konsep virus marketing mengandalkan konsumen untuk menjadi marketer sukarela. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata konsumen lebih banyak dipengaruhi rekomendasi teman, saudara, atau orang lain ketika ingin membeli produk.
Semakin brand dipercaya, semakin cepat terjadi penjualan, karena semakin banyak orang yang ikut menyebarkan informasinya. Tetapi, virus marketing tidak sekadar menciptakan word of mouth, melainkan proses menyebarkan informasi kepada konsumen baru berdasarkan personal product enthusiasm yang dimiliki masing-masing konsumen.
Hanya saja, virus marketing berbasis branding produk dapat berubah bentuk menjadi virus negatif kalau tidak dikelola secara baik. Untuk itu, pengelolaan virus marketing perlu dibina sedari awal (edukasi), hingga proses penyebarannya. Caranya sebagai berikut:
Strategi virus marketing berhasil bisa semua konsumen produk Anda mau menjadi influencer dengan suka rela. Hal itu bisa saja terjadi dengan terlebih dahulu mempelajari target market Anda secara detail, yakni meliputi perilakunya, perasaannya, kepercayaannya, pengalamannya, keinginannya, harapan, dan juga kebiasaan-kebiasaannya.
Jangan lupa, Anda kumpulkan informasi, dari mana konsumen mengenal produk? Juga Anda telusuri di mana saja para konsumen suka berkumpul, sehingga Anda bisa mengarahkan para influencer untuk mendekati dan lebih akrab dengan mereka.
Setelah akrab dengan para konsumen, lakukanlah evaluasi bertahap. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah kompetitor menguasai market Anda. Kemudian susul dengan ide-ide baru dan inovasi produk sesuai harapan konsumen.