Sebuah perubahan sangat identik dengan resistensi. Para pemimpin perubahan pada tahap awal rentan mendapatkan penolakan dari para bawahan yang memiliki mental bad passenger.
Lebih buruk lagi, para bad passenger tersebut cenderung mudah berubah menjadi seorang bad driver. Ini terjadi karena mereka sedang sakit akibat luka masa lalu. Luka yang disebabkan orang-orang yang ada di lingkungan kerja maupun luka yang berasal dari keluarga, sahabat dan orang-orang terdekat.
Orang-orang yang “tersakiti” ini jika tidak disembuhkan akan menjadi pelopor perubahan kearah negatif (bad driver). Mereka akan mencari pelampiasan atas rasa sakit dan kekecewaan yang pernah mereka rasakan.
Oleh karena itu, orang-orang yang bermental ini perlu diterapi dulu untuk menyembuhkan luka lama yang selama ini senantiasa membelenggu pikiran mereka. Tujuan terapi ini adalah mengubah mental bad passenger yang ada dalam diri mereka menjadi good passenger dan baru kemudian dapat diubah menjadi good driver.
Demikian juga dengan orang-orang yang bermental bad driver. Mereka adalah orang-orang yang memiliki posisi penting dalam sebuah sistem namun memilki sikap yang cenderung destruktif. Orang yang memiliki mental ini lebih berbahaya lagi karena sikap dan perbuataannya akan ditiru oleh orang yang ada dibawahnya.
Oleh karena itu, para bad driver ini harus disterilisasi terlebih dahulu agar tidak membuat kondisi semakin memburuk. Mereka harus diisolasi dari posisi mereka dan kemudian diberikan terapi untuk menyembuhkan luka batin yang ada dalam diri mereka.
Untuk melatih seorang passenger menjadi seorang good driver bukanlah suatu hal yang mudah. Hal ini membutuhkan proses yang panjang. Seorang good driver harus dibekali dengan berbagai kompetensi agar bisa mengambil keputusan dengan cepat.
Tidak hanya itu, mereka juga harus diberikan tantangan-tantangan baru agar bisa keluar dari zona nyamannya. Selain itu, mereka juga harus diberikan pelatihan-pelatihan cara berpikir kritis dan kreatif.