Jeda memiliki makna tersendiri, yang dinyatakan dalam bentuk diam. Dalam pidato publik, jeda bukan semata-mata diam. Melainkan diam yang sengaja dilakukan agar pidato memberi kesan bagi audiens.
Jeda berbeda dengan terbata-bata. Seorang pembicara mungkin saja efektif, meskipun berbicara terbata-bata. Namun, efektivitas tidak pernah terwujud karena terbata-bata. Salah satu metode penting untuk mengembangkan kekuatan berbicara di depan umum adalah memberi jeda kata atau frase penting.
Konsentrasi menjadi kuncinya. Tidak ada jeda yang tepat sasaran tanpa adanya konsentrasi. Dengan cara yang cukup wajar, selama jeda yang memang sengaja dipersiapkan, pikiran pembicara terfokus pada gagasan yang akan segera dia utarakan.
Jeda memungkinkan pikiran pembara mengumpulkan kekuatan sebelum menyampaikan gagasan penting. Jeda juga mempersiapkan pikiran pendengar untuk menerima pesan Anda. Tidak hanya itu, jeda juga menghasilkan efek ketegangan yang efektif. Bahkan jeda mampu memberi waktu bagi audiens untuk menyerapnya.
Anda akan memerhatikan bahwa tanda baca tidak ada kaitannya dengan penggunaan jeda. Anda bisa saja mengucapkan dengan sangat cepat, meskipun ada tanda titik dan membuat jeda yang panjang ketika tidak ada tanda baca apapun. Gagasan lebih penting daripada tanda baca. Itu yang harus memandu Anda dalam menggunakan jeda.
“Kekuatan terhebat muncul dari ketenangan terdalam dan betapa sering kita terlelap dalam hal yang paling lembut.”
Barry Cornwall