Buku

Public Speaking Mastery

16 Rahasia Meningkatkan Kekayaan dan Melejitkan Karier dengan Public Speaking
By Ongky Hojanto
<
>
3 dari 7

Pembicara publik tidak akan berarti tanpa audiens. Berkesan atau tidaknya seminar yang Anda lakukan tergantung pada emosi audiens yang Anda gali. Rasa senang, bahagia, atau tercerahkan adalah contoh emosi yang tepat untuk digali.

Pelibatan visual, audio, dan kinestetik dapat meningkatkan terbentuknya emosi audiens karena manusia menerima informasi melalui panca indra.

Oleh karena itu, Anda dapat memanfaatkan beberapa metode untuk melibatkan emosi audiens seperti permainan kelompok, humor, cerita motivasi, dan cerita dengan analogi (perumpamaan) karena akan lebih mudah diingat audiens.

Pada umumnya, audiens hanya mampu berkonsentrasi selama 15 menit. Sarah Lloyd-Hughes, pembicara publik ternama, mengusulkan tingkatan interaksi di sela-sela materi: (1) coba pindahkan fokus audiens ke bagaimana audiens bisa menerapkan materi tersebut, (2) minta audiens melakukan hal konkret dari materi yang Anda bahas; (3) ubah peran Anda dari pembicara menjadi fasilitator, dan (4) ajak audiens memraktekkannya.

Cara menarik perhatian audiens pun berbeda karena masing-masing audiens memiliki tipe masing-masing. Terdapat tujuh jenis audiens dalam seminar.

Pertama, Anak Manis. Mereka tidak banyak berlagak dan mudah fokus terhadap materi yang Anda sampaikan. Menyampaikan arahan dengan sejelas-jelasnya adalah cara terbaik bagi audiens seperti ini.

Audiens jenis kedua, Pelajar. Audiens tipe ini sangat antusias dan partisipatif, terutama saat sesi diskusi. Anda dapat leluasa mengeluarkan pertanyaan yang ditujukan kepada mereka.

Ketiga, Penghibur. Audiens tipe ini kerap mengeluarkan komentar untuk menghibur, tetapi tak jarang keluar dari topik yang dibahas. Anda harus sigap mengutarakan kembali tujuan seminar untuk mengembalikan fokus audiens.

Jenis audiens keempat adalah Kritikus, gemar menyampaikan kritik. Anda harus benar-benar percaya diri agar dapat mengarahkan audiens ini untuk berdiskusi.

Kelima, Tuan dan Nyonya Keren. Audiens jenis ini takut berbicara di depan umum. Namun, jangan sampai mengabaikan mereka. Anda dapat menghampiri mereka dan melakukan kontak mata untuk menghangatkan suasana.

Ada pula audiens tipe Pemikir Negatif. Mereka menunjukkan bahasa tubuh yang tidak menyamankan Anda sebagai pembicara sehingga membuat Anda merasakan energi yang rendah. Anda dapat mengajak mereka bergerak, juga berdiskusi, tetapi Anda harus menjelaskan terlebih dahulu alasannya.

Terakhir, Ahli yang Tersesat. Audiens ini sering sengaja mengutarakan pengetahuan mereka untuk mendapatkan perhatian. Mereka bisa sangat menjengkelkan, bahkan di mata audiens lain.

Di awal seminar, Anda bisa menyatakan bahwa dalam seminar, Anda ingin memberi sudut pandang baru sehingga audiens perlu mengosongkan pengetahuan mereka dulu.

<
>
3 dari 7
Baca di Pimtar App Beli Buku Ini
Buku
Les Giblin
Kunci Keberhasilan dalam Segala Urusan
Buku
J. Sumardianta & Wahyu Kris AW
Marwah Era Milenial Tuah Generasi Digital
Buku
Laura Vanderkam
Sebelum Sarapan, Saat Weekend, dan di Tempat Kerja
Buku
Ferdinal Lafendry
Pencetak Anak Berkarakter
Video
Tim Ferris
Pentingnya mengenali dan mengelola rasa takut untuk hidup yang lebih baik
Video
Manoush Zomorodi
Bagaimana kebosanan mampu melahirkan ide paling brilian dalam hidup Anda