Salah satu penyebab gagalnya perubahan dalam dunia pendidikan adalah miskonsepsi dalam memahami hakikat perubahan.
Perubahan yang saat ini dilakukan dalam dunia pendidikan lebih meniru konsep perubahan dalam dunia bisnis yang cenderung bersifat satu arah, tunggal, dan mekanistis.
Padahal, dunia pendidikan adalah dunia yang sangat kompleks. Tidak ada satu pendekatan yang benar-benar dapat diterapkan secara universal. Masing-masing memiliki keunikannya tersendiri.
Karena sifatnya yang kompleks, perubahan dalam dunia pendidikan harus dilakukan secara integratif, kolaboratif dan melibatkan semua pihak.
Perubahan dalam dunia pendidikan sejatinya dimulai dari guru, karena guru juga termasuk objek perubahan. Guru harus memahami esensi dari tugasnya sebagai agen perubahan.
Guru harus mengkritisi asumsi-asumsi kinerja profesionalitasnya selama ini dan menyesuaikannya dengan visi baru yang dihayatinya sebagai pelaku perubahan dan pendidik karakter.
Setelah itu, guru harus mengubah praktik pedagogisnya di kelas seperti perubahan pada materi ajar, media dan cara mengajar. Guru juga tidak hanya berperan sebagai pentransfer ilmu melainkan juga pentransfer nilai-nilai dan karakter pada anak didik agar anak didiknya dapat menjadi pelaku perubahan nantinya di dalam masyarakat.
Selain sebagai objek, guru juga merupakan subjek dari perubahan. Untuk memulai perubahan, guru harus memiliki keyakinan bahwa ia memiliki potensi untuk bertumbuh dan menjadi lebih baik.
Guru adalah pemimpin perubahan dirinya, orang lain dan lingkungannya. Guru harus memiliki inisiatif untuk berubah tanpa harus bergantung pada pemimpin formal di sekolah.
Guru juga diharapkan untuk menjadi pelaku perubahan yang terampil. Artinya, guru harus menguasai keterampilan khusus seperti memiliki rasa penguasaan diri, sadar akan hakikat dan proses perubahan serta kreatif.
Sebagai agen perubahan, guru memiliki peran untuk mendistribusikan akses pendidikan secara merata. Guru harus memutus rantai kesenjangan antara siswa kaya dan miskin.
Guru harus mampu meyakinkan siswa-siswa yang berasal dari keluarga yang kurang beruntung untuk memperoleh pendidikan yang bermutu seperti halnya siswa yang berasal dari keluarga kaya. Fungsi guru disini adalah sebagai sosok liberatif.
“Untuk mengubah cara mengajar guru secara mendalam yang dibutuhkan adalah perubahan persepsi pengulturan kembali (reculturing), bukan sekadar restrukturasi (restructuring) keterampilan teknis melalui pelatihan atau training.”
M Fullan