Lahir dan dibesarkan dalam situasi krisis ekonomi dan ketidakpastian, milenial tidak seperti generasi sebelumnya yang memandang kepemilikan harta sebagai lambang kesuksesan. Milenial lebih tertarik kepada akses terhadap barang dibandingkan memilikinya.
Milenial lebih suka bepergian menggunakan Gojek dibandingkan memiliki kendaraan pribadi. Dalam hal menikmati hiburan, milenial juga lebih memilih berlangganan film di Netflix dan lagu di Spotify dibandingkan membeli DVD dan mengunduh lagu di iTunes.
Mereka juga lebih suka memanfaatkan kantor bersama (co-working space) dibandingkan memiliki kantor sendiri.
Dengan berbagai kemudahan, milenial pun juga lebih suka membeli makanan lewat aplikasi dibandingkan memasak sendiri di dapur.
Hal itu membuat dapur menjadi salah satu bagian rumah yang mulai terdisrupsi karena tradisi memasak di dapur mulai berkurang. Makanan yang tersedia di aplikasi online juga lebih variatif dan murah dibandingkan memasak sendiri.
Milenial juga tidak memiliki loyalitas yang tinggi terhadap brand tertentu. Dengan begitu banyaknya pilihan yang tersedia, milenial dapat menemukan produk atau layanan yang sesuai dengan budget yang dimilikinya.
Dalam memilih produk atau layanan, milenial tidak terlalu mementingkan brand, mereka lebih memperhatikan ulasan dan penilaian konsumen melalui internet. Hal ini berdampak terhadap kelangsungan brand-brand besar.
Untuk produk yang sifatnya fungsional, milenial cenderung membeli produk generic yang menawarkan value yang lebih banyak dibandingkan produk branded. Hal ini merupakan peluang besar bagi para pemain produk private brand yang ingin mengincar pangsa pasar kaum milenial.
Milenial juga lebih menyukai interaksi daripada distraksi. Hal ini dapat dilihat dari ketidaksukaan mereka terhadap iklan yang sering mengganggu aktivitas online mereka.
Milenial suka komunikasi dua arah. Sedangkan iklan biasanya bersifat satu arah. Oleh karena itu, milenial lebih suka mendengarkan pendapat teman-teman mereka di lingkaran media sosial mereka dibandingkan iklan yang dipaksakan dan tidak otentik.
Jika Anda seorang pemasar, Anda perlu mengubah strategi iklan Anda. Buatlah iklan Anda dalam komunikasi dua arah agar mampu diterima oleh milenial.
Selain itu, Anda juga perlu mempertimbangkan media dalam beriklan. Saat ini, milenial lebih suka mengakses layanan online streaming dibandingkan televisi. Kekuatan televisi sebagai media iklan mulai berkurang seiring maraknya penggunaan telepon pintar.