Ada banyak kebiasaan generasi sebelumnya yang mulai hilang dan ditinggalkan milenial. Salah satunya adalah mandi menggunakan sabun batang.
Milenial berpandangan bahwa sabun batang tidaklah higienis apalagi dipakai oleh satu keluarga. Kotoran dan kuman dapat berpindah dari satu badan ke badan lain. Oleh karena itu, milenial lebih memilih sabun cair.
Selain itu, milenial juga mulai meninggalkan kebiasaan minum bir dan mabuk. Penjualan bir di Amerika dan di dunia rata-rata mengalami penurunan setiap tahunnya. Penyebab utamanya adalah para milenial. Mereka tidak suka minum bir seperti orang tua mereka.
Mereka pun juga tidak menyukai minuman beralkohol. Mabuk bukanlah hal yang keren menurut mereka karena itu dapat merusak citra diri mereka.
Selain itu, milenial juga sangat peduli dengan gaya hidup sehat. Sehingga mereka menghindari makanan dan minuman yang tidak sehat seperti minuman beralkohol dan bersoda.
Mereka lebih memilih minuman yang sehat seperti air putih. Turunnya penjualan minuman bersoda dan naiknya penjualan air minum dalam kemasan merupakan bukti bahwa milenial sangat peduli dengan kesehatan mereka.
Tren hidup sehat ala milenial ini juga dapat dilihat dari naiknya penjualan smartwatch. Di akhir tahun 2015, penjualan smartwatch bahkan mengungguli penjualan jam tangan Swiss.
Dengan smartwatch yang terpasang di tangannya, milenial dapat mengukur detak jantung, pola tidur, kalori dan lain-lain. Smartwatch ini mulai mendisrupsi industri jam tangan yang dengan segudang manfaat yang dimilikinya.
Dalam hal menyimpan kenangan, milenial juga menghilangkan kebiasaan mencetak foto dan menaruhnya di album foto layaknya orang tua mereka. Sejak gempuran smartphone, foto-foto mulai disimpan di dalam memori smartphone dan secara online.
Bahkan, saat ini foto tidak lagi disimpan, hanya sekedar dibagikan di media sosial dan kemudian hilang dalam beberapa jam.
Milenial merupakan generasi yang paling suka berfoto. Dengan adanya smartphone yang dilengkapi kamera yang beresolusi tinggi, berfoto ibarat candu bagi mereka. Mereka dapat berfoto kapan pun dan di mana pun.
Keberadaan smartphone praktis membunuh kamera poket dan mulai mengancam kamera DSLR. Penjualan kamera pun terus turun dari tahun ke tahun.