Banyak yang menganggap Amerika Serikat sedang mengalami kemunduran sistemik, karena jalan terjalnya menghadapi utang dan defisit negaranya.
Namun setidaknya untuk dua atau tiga dekade kedepan, Amerika akan tetap menjadi satu-satunya negara adidaya. Amerika masih menjadi yang utama dalam menetapkan peraturan permainan global.
Hal itu dikarenakan kemajuan dalam bidang sains dan teknologi Amerika, serta kontribusi mereka terhadap kedigdayaan ekonomi dan militer yang paling kuat di dunia.
Selain itu, Amerika menjadi negara besar bukan hanya karena kekuatan dan kekayaannya, tapi karena mereka adalah negara yang digerakkan dengan cita-cita yang tinggi.
Amerika memiliki sistem yang lebih superior. Mereka lebih kompetitif. Warga Amerika memiliki pendekatan hidup bahwa, segala sesuatu dapat dibongkar, dianalisis, dan didefiniskan ulang.
Dalam kebudayaan Amerika, kepentingan seorang individu adalah yang utama. Hal ini membuat masyarakat Amerika bersaing lebih agresif, dengan pisau yang lebih tajam dan performa yang lebih tinggi.
Hanya saja, gagasan supremasi individualnya yang liberal ketika diterapkan secara berlebihan, tidaklah berhasil dan cukup mengkhawatirkan. Ekspansi hak individu untuk bertindak dan berlaku tidak pantas semaunya sendiri telah mengorbankan masyarakat.
Senjata api, narkoba, kejahatan dan kekerasan berjalan bersamaan, perilaku tidak pantas dihadapan umum, singkatnya kebobrokan masyarakat sipil, itu mengancam ketertiban sosial.
Kadangkala media Amerika memuji Taiwan, Korea, Filipina atau Thailand karena menjadi negara demokrasi. Namun itu adalah pujian yang merendahkan.
Pujian dari sebuah kebudayaan superior dan menepuk kepala kebudayaan inferior. Ini yang sempat membuat media Amerika menyerang Singapura sebagai negara diktator dan otoriter.
Mereka menganggap masyarakat Singapura terlalu diatur, terlalu dikekang, terkungkung, dan steril. Itu karena Singapura tidak mengikuti gagasan liberal. Singapura paham bagaimana seharusnya mengatur negara mereka sendiri.
Abad 21 akan menjadi ajang supremasi di Pasifik, karena disitulah pertumbuhan dan kekuatan ekonomi dunia berasal.
Jika AS tidak bisa mempertahankan cengkeramannya di Pasifik, mereka tidak dapat menjadi pemimpin dunia. Untuk bertahan di Pasifik, AS tidak boleh membiarkan defisit keuangan menghancurkannya.
Selama ekonominya memimpin dunia, dan Amerika tetap terdepan dalam inovasi dan teknologi, baik Uni Eropa, Jepang, atau Tiongkok tidak dapat menggantikan Amerika Serikat dari posisi terdepannya saat ini.