Buku

Buyology

Rahasia di Balik Keputusan Membeli
By Martin Lindstrom
<
>
4 dari 7

Manusia tidak dapat dipisahkan dari hal-hal yang bersifat ritual, takhayul dan juga hal-hal yang berhubungan dengan agama dan kepercayaan. Hal ini juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi seseorang dalam membeli sesuatu.

Meskipun manusia merupakan makhluk rasional, dalam prakteknya manusia sering melakukan berbagai ritual dan mempercayai hal-hal yang tidak masuk akal.

Secara ilmiah, melakukan ritual dan mempercayai takhayul merupakan salah satu cara manusia untuk mengendalikan diri dari keadaan yang tidak pasti.

Apa hubungan ritual dan takhayul dengan kecenderungan seseorang dalam membeli sesuatu? Ritual dan takhayul yang terdapat dalam sebuah merek akan membuat merek tersebut terekam kuat dalam ingatan konsumen.

Di tengah banyaknya merek yang menghujani pikiran Anda setiap harinya, takhayul dan ritual tertentu yang terdapat dalam sebuah produk akan menjadi pembeda yang kuat antara satu merek dengan merek yang lainnya.

Banyak merek yang menggunakan ritual dan takhayul untuk mempromosikan produknya.

Salah satu contohnya adalah biskuit oreo. Cara menikmati biskuit oreo dengan cara menjilat dan mencelupkannya ke dalam segelas susu sudah menjadi sebuah ritual yang menjadikan oreo berbeda dengan biskuit-biskuit lainnya.

Selain ritual dan takhayul, agama dan kepercayaan juga memengaruhi tingkah laku Anda dalam membeli sesuatu. Keberadaan unsur agama dalam sebuah produk dapat membuat sebuah produk diterima dan laris di pasaran.

Beberapa contohnya antara lain Wayne Enterprise, sebuah perusahaan yang menjual air minum suci yang sudah diberkati oleh pendeta dan Holy Land Earth, sebuah perusahaan yang menjual tanah impor dari Jerusalem untuk pemakaman orang Yahudi di Amerika yang sudah mendapatkan pengesahan seorang pemuka agama Yahudi.

Selain itu, sebuah merek yang kuat memiliki unsur-unsur yang dimiliki oleh sebuah agama.

Kesimpulan yang tidak terduga ini didapat dari sebuah penelitian neuromarketing yang memperlihatkan aktifitas otak ketika dihadapkan kepada beberapa merek kuat seperti Coca Cola, Apple, Harley Davidson dan berbagai simbol keagamaan seperti Bunda Maria, Bunda Teresa, salib dan Alkitab.

Penelitian ini membuktikan bahwa otak manusia menunjukkan reaksi dan pola yang sama ketika dihadapkan pada logo-logo yang kuat dan simbol-simbol keagamaan.

Penelitian ini juga menegaskan bahwa merek yang kuat memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan sebuah agama seperti adanya rasa memiliki, misi yang jelas, kekuatan mengalahkan musuh, ketertarikan melalui pancaindera, kisah-kisah, simbol,misteri, ritual dan penyebaran.

<
>
4 dari 7
Baca di Pimtar App Beli Buku Ini
Video
Daniel Pink
Cara Memotivasi Orang Tanpa Uang
Buku
Klaus Schwab
Teknologi dan Digitalisasi akan Merevolusi Segalanya
Buku
Scott Belsky
Ide Saja Tidak Cukup Tanpa Kemampuan Mewujudkannya
Buku
Freddy Rangkuti
Untuk Membangun Brand Personal, Produk, dan Perusahaan
Buku
Seth Godin
Kekuatan Pemasaran lewat Cerita dan Kisah Autentik
Buku
John P.Kotter
Membangun Kecerdasan Strategis dalam Dunia yang Bergerak Semakin Cepat