Seiring waktu, strategi harus disesuaikan, produk harus diperbarui, kompetensi harus berkembang, namun ideologi utama harus tetap sama. Perusahaan visioner secara dinamis menyeimbangkan ideologi utama dan dorongan untuk pertumbuhan.
Ideologi utama memastikan keberlanjutan dan stabilitas perusahaan, di sisi lain pertumbuhan mendorong perubahan secara terus menerus, melalui metode baru, strategi baru dan sebagainya.
Kebiasaan perusahaan visioner adalah memiliki target yang ambisius untuk mendorong pertumbuhan, tidak peduli siapa pun yang menjadi pemimpin. Dengan target yang ambisius, perusahaan dapat mengatasi apa yang disebut “Postheroic Leader Stall”, yaitu dilema yang dihadapi perusahaan saat ditinggalkan oleh pemimpin karismatik.
Namun, agar efektif, target yang ambisius harus memiliki tujuan yang jelas dan menarik. Sebagai contoh, GE memiliki target “Menjadi nomor 1 atau nomor 2 di setiap pasar yang dilayani”.
Target yang ambisius juga harus mendorong komitmen dan risiko. Target yang ditetapkan harus menantang bagi perusahaan sehingga seringkali target lanjutan diperlukan agar perusahaan tidak menjadi stagnan.
Perusahaan visioner secara konsisten juga melakukan praktik-praktik tertentu untuk membangun budaya. Contohnya dengan lembaga pendidikan internal, pengembangan sosok panutan, terminologi unik, lagu, sumpah, yel perusahaan, proses rekrutmen, perayaan keberhasilan dan program penghargaan.
Perusahaan visioner mengembangkan manajer dari internal untuk menjaga “kemurnian” ideologi. Untuk mendorong perubahan di dalam perusahaan, tidak selalu diperlukan pemimpin dari luar perusahaan. Perusahaan visioner memiliki program pengembangan manajemen dan rencana suksesi yang kuat, sehingga kandidat pemimpin secara internal selau ada.
Selain memperhatikan ideologi, perusahaan visioner juga fokus menciptakan pertumbuhan.
Pertumbuhan perusahaan visioner dapat dicapai dengan dua cara, yaitu (1) pertumbuhan dengan target yang jelas dan ambisius; dan (2) pertumbuhan evolusioner yang tujuannya cenderung masih ambigu dan tidak jelas sesuai dengan peluang yang muncul.
Perusahaan visioner memperoleh pertumbuhan evolusioner dengan mencoba berbagai hal dan mempertahankan yang berhasil.
Perusahaan visioner juga selalu mencoba memperbaiki diri karena perusahaan visioner tidak pernah merasa puas pada kondisi saat ini. Mereka memiliki mekanisme untuk menghindari zona nyaman agar selalu mau untuk berubah. Lawan mereka adalah diri mereka sendiri, bukan kompetitor.