Maukah Anda bekerja jika tidak di bayar? Atau maukah Anda mengerjakan tugas kuliah jika Anda tidak mendapatkan nilai? Adanya sebuah insentif atau dorongan pasti akan memengaruhi keputusan yang akan Anda lakukan.
Ada 4 macam insentif yang di jelaskan di dalam buku ini; Insentif keuangan, insentif moral, insentif sosial dan insentif mentalitas kelompok.
Apakah insentif finansial merupakan insentif terbaik? Belum tentu. Ternyata insentif finansial yang tidak tepat justru bisa mendorong terjadinya perilaku mengerikan.
Tahun 2011 yang lalu dunia digemparkan oleh peristiwa mengerikan di Foshan, Tiongkok, dimana seorang balita mungil berumur 2 tahun harus meregang nyawa ditabrak oleh sebuah mobil van. Sang sopir, alih-alih berhenti untuk menolong sang korban, dia malah memundurkan kendaraannya dan melindas tubuh bocah malang tersebut untuk memastikannya tidak lagi hidup.
Apa yang melatari terjadinya kejadian mengerikan di atas? Sang sopir beralasan jika bocah tersebut meninggal dia cukup membayar uang santunan sebesar puluhan ribu yuan, sementara jika bocah itu selamat dan cacat, sopir tersebut harus membayar ratusan ribu yuan dan menanggung biaya hidup bocah tersebut seterusnya.
Banyak contoh-contoh lain yang menunjukkan bahwa insentif finansial mampu mematikan nilai moral dan kemanusiaan seseorang serta mendorongnya berbuat curang.
Jadi, kenapa insentif yang dirancang untuk menciptakan suatu kondisi ideal justru malah menjadi bumerang dan memantik perilaku yang buruk? Berikut ini adalah alasannya.
Pertama, adanya risiko dari sekelompok orang yang bersekongkol untuk mengeruk keuntungan dari insentif yang berlaku. Kedua, setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda, sehingga bisa mengakibatkan respon dan perilaku yang berbeda dari apa yang diharapkan oleh pembuat insentif.
Alasan ketiga adalah adanya anggapan yang salah bahwasanya perilaku seseorang tidak akan berubah di masa depan.Padahal, saat peraturan berubah dan insentif tidak lagi ada, perilaku manusia bisa kembali seperti semula sebagaimana saat insentif belum diterapkan.
Berpikir layaknya seorang freak berarti memahami batasan-batasan efek dari sebuah insentif.Meskipun merancang rencana insentif yang efektif tidaklah mudah, berikut adalah poin-poin yang wajib Anda perhatikan saat merancang sebuah insentif:
“Memahami insentif semua pelaku dalam sebuah skenario tertentu merupakan langkah fundamental dalam memecahkan masalah apapun”
Levitt dan Dubner