Buku

Think Like a Freak

Berpikir Tidak Biasa untuk Hasil yang Luar Biasa
By Steven D. Levitt & Stephen J. Dubner
<
>
5 dari 7

Masih ingat dengan kisah Nabi Sulaiman a.s ketika dia menghadapi kasus dimana ada dua wanita mengaku sebagai ibu yang sah dari satu bayi yang sama? Sulaiman memutuskan untuk  memotong bayi tersebut menjadi dua dan memberikan setiap bagiannya ke dua wanita tersebut.

Apa yang terjadi kemudian? wanita pertama menangis dan memohon supaya bayi tersebut di berikan kepada wanita kedua, namun wanita kedua tetap bersikukuh bahwa bayi itu harus di belah supaya adil. Sulaiman pun akhirnya memberikan bayi tersebut ke wanita pertama, karena dialah ibu kandung yang sebenarnya.

Pernahkah Anda mendengar perusahaan jual beli online Zappos asal Amerika? Perusahaan ini punya insentif yang unik untuk mendeteksi calon karyawan potensial. Zappos akan memberikan uang sebesar 2000 dollar bagi karyawan baru mereka yang bersedia untuk langsung keluar setelah menjalani serangkaian pelatihan.

Apakah Zappos tidak merugi? Mereka berpendapat bahwa karyawan yang tidak memiliki etos kerja yang tinggi akan mengakibatkan kerugian sekitar 25.000 dolar bagi perusahaan. Dengan pertimbangan tersebut, mereka memutuskan untuk melakukan filterisasi terhadap karyawan barunya dengan cara unik itu.

Di contoh pertama, Nabi Sulaiman berperan layaknya seorang tiran untuk menentukan kebenaran, sedangkan di contoh kedua Zappos malah memberikan uang untuk karyawan-karyawan buruk mereka.

Insentif unik yang terjadi di dua contoh di atas ternyata sukses untuk menyaring seseorang.Hal itu karena pembohong dan mereka yang jujur pasti akan memberikan respon yang berbeda ketika di hadapkan pada suatu insentif.

Berpikir seperti orang aneh kemungkinan besar akan membuat Anda terseret dalam perdebatan dengan orang lain. Buku ini menjelaskan beberapa poin penting yang perlu diperhatikan jika Anda terpaksa berada di tengah perdebatan.

Pertama, sadarilah bahwa perdebatan itu sulit, terutama jika lawan Anda terkungkung oleh kefanatikan. Kedua, ingat bahwa yang terpenting adalah bukan seberapa pandai Anda bicara atau beretorika, tapi bagaimana cara membuat lawan Anda menerima apa yang Anda sampaikan.

Prinsip ketiga, jangan pernah beranggapan argumen Anda yang paling sempurna. Jika apa yang lawan Anda katakan benar, Anda harus berbesar hati untuk mengakuinya. Dan terakhir, ceritakan suatu cerita yang mendukung argumenAnda, karena hal itu akan membekas di benak lawan Anda.

<
>
5 dari 7
Baca di Pimtar App Beli Buku Ini
Video
Amy Milton
Jalur Potensial Menuju Kesehatan Mental yang Lebih Baik
Buku
Dennis Waitley
Temukan 10 Kualitas Karakter Untuk Menjadi Pemenang
Buku
Barbara Coloroso
Perceraian, Kematian, Sakit, Putus asa, Kesedihan, dan Kehilangan
Buku
J. Maurus
Mengembangkan Emosi Positif
Buku
Daniel Goleman
Penggerak Keunggulan yang Tersembunyi
Buku
Guy Winch, Ph.D.
Panduan Mengobati Kegagalan, Penolakan, Rasa Bersalah, dan Cedera Psikologis Sehari-Hari Lainnya