Di era internet gelombang kedua, Anda bisa meraih kesuksesan dengan teknologi mutakhir yang Anda miliki tanpa harus bekerja sama dengan pihak lain.
Namun tidak begitu adanya dengan era internet gelombang ketiga. Di era ini Anda perlu membangun kemitraan, memahami berbagai kebijakan pemerintah terkait industri yang Anda geluti dan ulet dalam menghadapi setiap tantangan.
Seperti halnya AOL di era internet gelombang pertama yang membutuhkan beberapa mitra agar gagasannya dapat diterima secara luas, perusahaan di era internet gelombang ketiga juga perlu melakukan hal yang sama.
Produk yang sempurna dan potensi pengguna yang besar tidak menjamin kesuksesan sebuah perusahaan di era internet gelombang ketiga.
Agar dapat memasuki pasar, sebuah perusahaan membutuhkan persetujuan dari pihak yang berwenang di bidang atau industri tertentu. Hal ini tentu bukanlah suatu hal yang mudah, terutama bagi perusahaan baru yang belum dikenal dan kredibel.
Oleh karena itu, kemampuan dalam membangun hubungan dengan individu, organisasi atau pembuat kebijakan pada industri yang Anda geluti sangat dibutuhkan agar gagasan besar Anda diterima.
Selain itu, faktor kebijakan juga termasuk salah satu faktor utama yang mempengaruhi perusahaan Anda di era internet gelombang ketiga.
Jika di era internet gelombang pertama dan kedua, risiko terbesar terdapat pada teknologi, pasar dan pengguna, maka di era ketiga ini risiko terbesar terdapat pada kebijakan. Satu kebijakan pemerintah dapat menghambat atau bahkan membunuh bisnis Anda.
Banyaknya tantangan yang harus dihadapi perusahaan di era internet gelombang ketiga membuat perusahaan di era ini harus lebih ulet dibandingkan perusahaan-perusahaan di era sebelumnya. Perusahaan di era ini akan sering berhadapan dengan situasi-situasi yang tidak terduga sehingga membutuhkan kemampuan beradaptasi yang sangat tinggi.
Perusahaan besar dan mapan saat ini harus mempersiapkan diri untuk menghadapi gelombang besar di era internet baru dengan mengerahkan sumber daya yang dimiliki untuk terus berinovasi.
Selain itu, para pemimpin perusahaan juga harus lebih berani mengambil risiko jika tidak ingin dikalahkan startup-startup kecil yang terbukti mampu mengalahkan banyak perusahaan besar.