Perkembangan internet di gelombang ketiga juga didukung oleh beberapa perubahan lain yang sejalan dengan fenomena tersebut.
Pemerataan startup di berbagai wilayah dan munculnya kesadaran akan investasi yang berdampak secara sosial merupakan dua perubahan yang ikut mendukung perkembangan ini.
Di era internet gelombang pertama dan kedua, berbagai perusahaan dan startup lahir, berkembang dan terpusat hanya di satu wilayah saja. Di era internet gelombang kedua misalnya, startup-startup terkemuka hanya berkumpul di wilayah Sillicon Valley, pusat teknologi dan tempat berkumpulnya para investor besar.
Namun, saat ini tren tersebut mulai berubah. Startup-startup baru mulai lahir di wilayah-wilayah yang tidak berbasis teknologi bahkan termasuk daerah yang terpinggirkan.
Salah satu contohnya adalah Kickboard, sebuah startup yang bergerak di bidang pendidikan yang lahir di New Orleans, salah satu wilayah yang terkena dampak parah badai Katrina.
Di era internet gelombang ketiga, perusahaan baru akan lahir di wilayah-wilayah yang merupakan pusat industri tertentu. Meskipun perusahaan di era ini menggunakan teknologi untuk merevolusi sebuah industri, produknya tidak terfokus pada aplikasi.
Pelaku utama di era ini juga bukan seorang pakar IT namun orang-orang yang ingin menyelesaikan masalah di bidang yang digelutinya seperti pertanian, kesenian, pendidikan dll.
Selain adanya pemerataan bisnis secara geografis, kesadaran akan pentingnya ‘investasi berdampak’ juga ikut mendukung kebangkitan era internet baru.
Generasi milenial yang akan menjadi pemain utama di era ini tidak hanya memandang investasi sebagai sarana memperoleh keuntungan finansial saja, namun juga untuk menciptakan kebermanfaatan sosial.
Kombinasi antara pemerataan bisnis di berbagai wilayah (yang ditandai dengan munculnya beragam startup), semakin maraknya investasi berdampak dan dimulainya era internet gelombang ketiga akan memberikan dampak yang besar terhadap bisnis di masa depan.
“Startup adalah benih masa depan.”
Steve Case