Penduduk Korea memiliki obsesi yang tinggi terhadap pendidikan, karena mereka percaya bahwa pendidikan tinggi menjadi kunci kesuksesan.
Mereka juga cenderung memiliki ekspektasi yang tinggi dan di sisi lain menilai kinerja mereka dengan rendah. Tingginya obsesi terhadap pendidikan ini bahkan memaksa pemerintah Korea untuk membatasi kegiatan belajar anak.
Sekolah di Korea dimulai dari pukul 8 pagi hingga pukul 9 malam.
Setelah pukul 9 malam, para siswa tidak langsung pulang, mereka mengikuti les tambahan privat yang disebut dengan hagwons. Mereka akan belajar di hagwons hingga pukul 11 malam, yaitu jam malam yang ditetapkan pemerintah untuk membatasi operasional hagwons.
Tekanan belajar yang sangat tinggi ini muncul karena adanya tes penilaian yang menjadi dasar untuk masuk ke universitas. Semakin tinggi nilai yang diperoleh, maka semakin besar kemungkinan untuk diterima.
Sebenarnya banyak orangtua dan siswa yang merasa bahwa tekanan pendidikan di Korea sangat berlebihan, namun tekanan kompetisi dan budaya membuat model pendidikan ini terus berlangsung.
Orangtua di Korea melihat diri mereka sebagai pelatih, sedangkan orangtua di Amerika cenderung melihat diri mereka sebagai pemandu sorak.
Kebanyakan orangtua di Amerika memperlakukan anak mereka seperti sesuatu yang rapuh, menjauhkan mereka dari kegagalan, dan memuji mereka secara berlebihan atas pencapaian mereka.
Di sisi lain, orangtua di Korea selalu berusaha untuk terus mendorong anak mereka, sehingga anak-anak pun memiliki ekspektasi yang tinggi untuk diri mereka sendiri.
Terlepas dari kompetisi yang ada dan semangat belajar siswa yang tinggi, dapat dikatakan
bahwa keberhasilan pendidikan di Korea terdorong dengan adanya hagwons.
Kualitas guru di hagwons dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan kualitas guru sekolah. Para siswa tertarik pada guru hagwons dibandingkan dengan guru sekolah, bahkan sering dijumpai siswa tertidur di kelas saat jam sekolah.
Guru hagwons terus berusaha untuk meningkatkan kualitas mengajarnya untuk menarik lebih banyak siswa. Karena itu, guru hagwons dinilai oleh para siswa lebih siap, lebih bersemangat, dan lebih menghargai siswa dibandingkan guru sekolah.