Kekuatan tekad merupakan satu-satunya kebiasaan kunci paling penting bagi keberhasilan individu.
Pada 1980-an, muncul teori yang diterima secara umum, di mana kekuatan tekad adalah keahlian yang bisa dipelajari, sesuatu yang bisa diajarkan dengan cara yang sama seperti matematika dan mengucapkan “terima kasih” yang diajarkan kepada anak-anak.
Namun, pada pertengahan 1990-an, Mark Muraven (seorang kandidat Ph.D psikologi di Case Western) menemukan bahwa kekuatan tekad bukan sekadar keahlian, melainkan otot layaknya otot pada lengan dan kaki. Oleh karena itu, kekuatan tekad bisa lelah kalau kerjanya semakin berat.
Apabila Anda ingin melakukan sesuatu yang membutuhkan kekuatan tekad, misalnya olahraga lari setelah kerja maka Anda harus menghemat otot kekuatan tekad hari itu.
Kemudian jika Anda menghabiskannya terlalu dini dengan mengerjakan tugas-tugas menjemukan seperti menganalisis keuangan atau menulis surat yang rumit dan membosankan, keseluruhan kekuatan tekad untuk berolahraga akan hilang sewaktu Anda tiba di rumah.
Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa otot kekuatan tekad bisa dibuat lelah ketika ada instruksi yang tidak ramah. Ketika seseorang diberi instruksi dan diperlakukan sebagai manusia bukan sebagai robot, kekuatan tekadnya tidak mudah terkuras.
Hal tersebut bisa berguna bagi perusahaan, dimana sekadar memberikan suatu perasaan kepada karyawan dan memberikan kendali diri dapat meningkatkan energi dan fokus yang ia curahkan ke pekerjaan.
Jadi, untuk menumbuhkan kekuatan tekad penuh, latihlah dengan menghemat kekuatan tekad tersebut pada hari itu.
Ketika Anda ingin menumbuhkan kebiasaan yang memerlukan kekuatan tekad penuh, penting untuk menghemat kekuatannya dengan tidak terlalu menguras energi di kegiatan lainnya.
Selain itu, anggap kebiasaan itu ada di bawah kendali Anda, agar Anda dapat meningkatkan fokus dan energi ketika membentuknya.