Di masa depan, pengambilan keputusan (decision-maker) mungkin akan bekerja dengan perangkat Artificial Intelligence (AI) dibandingkan dengan model. Positifnya, perangkat AI tersebut bebas dari bias kognitif yang cenderung dialami manusia.
Namun masalahnya adalah kita tidak memahami apa yang dikalkulasi oleh mesin/ perangkat tersebut. Dan apa value yang mendasari keputusan yang dilakukan perangkat AI itu.
Kita memang berada di era digital. Namun kita tetap membutuhkan sentuhan kemanusiaan, lebih daripada sentuhan mesin. Begitupula kebaikan dan perhatian, juga lebih kita butuhkan dibanding hanya kecerdasan. Tanpa kualitas nilai-nilai tersebut, hidup ini akan kehilangan arah.
Jadi, meski model-model pengambilan keputusan yang tersaji dalam buku ini mungkin telah muncul dari puluhan tahun dan abad lamanya, tetap kita tidak dapat memandang sebelah mata pada model-model ini.
Model pengambilan keputusan tersebut dapat membantu kita berfokus pada apa yang penting, ditengah dunia yang semakin sibuk dan riuh ini.
Model pengambilan keputusan yang Anda pelajari dari buku ini mengajarkan kita tentang values dan tanggung jawab akan setiap tindakan kita, sesuatu yang tentu tidak ingin kita delegasikan pada perangkat mesin.
“Beri perhatian pada akal pikiranmu, karena itu akan menjelma menjadi perkataan. Berikan perhatian pada perkataanmu, karena itu akan menjadi tindakan. Berikan perhatian pada tindakan, karena itu menjadi kebiasaan. Beri perhatian pada kebiasaanmu, karena itu menjadi karakter. Beri perhatian pada karakter, sebab itulah takdirmu.”
Talmud