Setelah menghadapi isu personal, Anda juga perlu menghadapi isu-isu situasional. Keinginan yang kuat untuk berubah harus didukung pula oleh lingkungan yang mendukung perubahan.
Dengan lingkungan yang mendukung, apapun yang terjadi pada ‘pengendara’ dan ‘gajah’, perubahan dapat terus berjalan secara konsisten. Misalnya saat melakukan perubahan pola makan, Anda dapat mengubah isi lemari makanan dengan makanan rendah kalori atau mengubah ukuran piring menjadi lebih kecil, sehingga perubahan tersebut menjadi kebiasaan.
Untuk mendorong perubahan, dukungan situasi sangat diperlukan.
Pertama, Anda perlu memastikan lingkungan yang mendukung perubahan. Misalnya ruang kerja terbuka untuk mendorong kerjasama, panduan yang jelas untuk melakukan perubahan dan sebagainya. Buatlah agar cara kerja, sikap, dan pola pikir yang ingin Anda bentuk menjadi sesuatu yang mudah, dan sebaliknya cara kerja, sikap, dan pola pikir lama sebagai sesuatu yang sulit.
Kedua, setelah lingkungan terbentuk, Anda perlu membangun kebiasaan-kebiasaan baru dengan action triggers. Action triggers adalah sebuah rencana mental untuk melakukan sesuatu, misalnya papan pengingat apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan, jadwal harian, atau checklist.
Dengan hal-hal tersebut, rutinitas baru diharapkan bisa terbentuk sehingga menjadi sesuatu yang akan dilakukan secara otomatis.
Ketiga, ingatlah bahwa perubahan cenderung menular. Orang cenderung melihat dan mengikuti perilaku orang lain di lingkungannya. Dengan menetapkan seseorang sebagai pemimpin atau role model, Anda dapat menularkan perubahan. Anda juga dapat mendorong terbentuknya tekanan sosial untuk mendorong perubahan perilaku seseorang.