Untuk menghadapi resistensi dari otak rasional, langkah pertama adalah menemukan bright spot untuk masalah yang dihadapi. Bright spot adalah metode atau cara sukses yang dapat diduplikasi.

Jerry Sternin dari Save the Children mendapatkan tugas untuk mengurangi kasus malnutrisi di Vietnam pada tahun 1990. Malnutrisi dikaitkan dengan kondisi ekonomi dan sanitasi, namun saat itu, ia memiliki staf dan modal yang terbatas. Karena itu ia mencari cara yang mudah untuk melakukan perubahan.

Jerry mengumpulkan data semua anak di satu desa dan mencari anak dengan berat yang cukup untuk dianalisa lebih lanjut. Ia menemukan bahwa anak-anak dengan berat cukup terbiasa makan empat kali sehari (dimana anak lain makan 2 kali sehari dengan porsi besar) dan sudah diperkenalkan dengan protein baik udang maupun kacang-kacangan.

Bright spot yang menjadi tujuan utama perubahan Sternin adalah mengubah waktu makan dan memperkenalkan protein. Dengan perubahan kecil tersebut, perubahan besar dapat tercapai.

Kedua, Anda perlu memberikan petunjuk yang jelas mengenai arah perubahan yang ingin dicapai.

Visi misi perusahaan yang menarik memang penting, namun arahan yang jelas juga penting untuk dapat menggerakkan seluruh karyawan ke arah yang sama. ‘Pengendara’ dapat merasa kelelahan, terutama apabila dihadapkan pada terlalu banyak pilihan.

Sebuah toko yang memberikan sampel untuk 5 roti memiliki kemungkinan penjualan yang lebih tinggi dibandingkan dengan toko yang memberikan sampel 15 roti. Kenapa? Karena saat diberikan pilihan yang lebih banyak, orang akan menjadi bingung dan kelelahan. Dalam mendorong perubahan pun, seseorang membutuhkan arahan yang jelas, sementara terlalu banyak pilihan hanya akan menciptakan ambiguitas.

Ketiga, Anda perlu memberikan tujuan yang jelas, apa yang ingin dicapai dari perubahan yang dilakukan.

Petunjuk dan panduan perubahan memberikan gambaran awal perubahan, sedangkan tujuan memberikan gambaran akhir perubahan.

Buatlah tujuan perubahan seperti sebuah kartu pos yang dapat menginspirasi orang lain, yaitu tujuan yang ambisius dan visioner namun dapat tercapai. Target untuk perubahan tidak harus SMART (Specific, Measurable, Actionable, Relevant, Timely), karena target yang SMART hanya berhasil di kondisi statis.

Namun, ada kalanya tujuan yang Anda buat harus tegas membedakan benar dan salah, atau black and white goal. Black and white goal terutama diperlukan saat ada potensi resistensi tersembunyi.

Contohnya adalah saat sebuah perusahaan minyak membuat program untuk meminimalkan kesalahan lokasi penggalian.Mereka tidak menetapkan target keberhasilan 2 dari 3, namun dengan jelas memberi target ‘tidak ada lubang kering’, menegaskan kesalahan pemilihan lokasi pengeboran tidak bisa ditolerir perusahaan.

“Saat ‘gajah’ menginginkan sesuatu, hampir pasti ‘pengendara’ akan mengikutinya, dan akan membangun rasionalisasi sebagai dalih untuk tindakan tersebut”

Chip Heath & Dan Heath