Saat menghadapi orang-orang yang resisten terhadap perubahan, Anda harus memastikan terlebih dahulu apa yang membuat mereka resisten atau takut terhadap perubahan. Anda perlu memastikan apakah mereka sudah memahami perubahan yang akandilakukan; target perubahan yang ingin dicapai; serta apa yang harus dilakukan dalam perubahan.
Seringkali resistensi terhadap perubahan muncul karena orang-orang tidak memahami apa yang akan dihadapi dan apa yang harus dilakukan. Memberikan tujuan yang jelas dan terukur bisa menjadi cara yang tepat untuk mengarahkan ‘pengendara’ agar mau melakukan perubahan.
Sebagai contoh, alih-alih menggunakan ‘menjaga pola makan’ sebagai tujuan perubahan, gunakanlah ‘minum susu rendah kalori’ atau ‘makan buah dan sayur’ sebagai tujuan perubahan yang lebih jelas.
‘Pengendara’ di otak manusia memiliki kelebihan sebagai pemikir dan perencana, namun hal tersebut juga menjadi kelemahannya. Seringkali ‘Pengendara’ menganalisis dan memikirkan sesuatu secara berlebihan namun tidak segera bertindak.
Sifat tersebut dapat menghambat perubahan dengan dua cara, yaitu ‘pengendara’ dipenuhi keraguan untuk memulai perubahan karena masih menganalisis kondisi; atau ‘pengendara’ cenderung memikirkan solusi dan perubahan dengan skala yang terlalu besar untuk dapat dilakukan.
Kelemahan tersebut dapat diminimalisir dengan mudah. Anda perlu mengarahkan diri Anda, atau orang lain yang terlibat dalam perubahan, dengan tiga hal yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.