Jika Anda berbicara tentang kapan waktunya promosi yang memorable, Anda bisa mengambil inspirasi dari kesuksesan Tap Project dari UNICEF. Tap Project merupakan proyek penyumbangan dana yang diambil dari penggunaan Tap Water di Amerika.
Proyek tersebut, mencapai kesuksesan yang luar biasa karena berhasil mendapatkan uang sebanyak $5 juta USD. Proyek ini pun kembali dilakukan pada tahun 2017, dan kembali meraih kesuksesan yang sama.
Mungkin akan muncul pertanyaan di benak Anda, kenapa ide yang sederhana tersebut dapat menghasilkan sumbangan dana hingga jutaan dollar. Dan yang paling penting, kenapa Tap Project dapat menjadi sebuah kampanye yang memorable.
Meskipun sebuah konten yang memorable sangat erat kaitannya dengan viral, namun bukan berarti konten viral akan memorable.
Anda mungkin perlu berlajar dari insiden perusahaan AT&T. Perusahaan tersebut, mengeluarkan sebuah konten ucapan bela sungkawa terhadap kejadian 9/11. Namun pada akhirnya AT&T meminta maaf, karena banyaknya protes masyarakat yang menilai konten tersebut adalah iklan bukan ucapan bela sungkawa.
Memang viral itu penting, tapi viral bukanlah tujuan akhir dari sebuah content strategy. Ada kelemahan dari Viral Marketing yaitu, kampanye viral tidak bisa dilakukan secara berulang, konten viral tidak bisa diukur, dan konten yang viral kadangkala tidak bisa dikontrol oleh pemiliknya sehingga rawan disalah gunakan.
Konten yang memorable lebih penting daripada konten viral, seperti kisah dari tisu toilet, Andrex Puppy. Meskipun produknya hanya sebuah tisu toilet, Andrex Puppy memiliki tempat spesial di dalam hati masyarakat Inggris.
“Selama bertahun-tahun merek seperti Apple, GoPro, dan Starbucks telah membuat keuntungan miliaran dari user-generated content; tak terhitung jumlah foto penggemar dan video yang digunakan dalam kampanye pemasaran mereka. Jadi apa yang menghentikan Anda untuk melakukan hal yang serupa?”
Taka Liwungang