Prokrastinasi atau tindakan menunda pekerjaan seringkali menjangkiti sang presenter, Tim. Contoh yang ia alami adalah saat mengerjakan tesis semasa kuliah. Tim mengaku bahwa ia kerap menunda-nunda sehingga terpaksa bekerja keras menjelang tenggat waktu. Meskipun begitu, pekerjaan Tim selesai juga, tentu dengan kualitas yang jauh dari sempurna.
Kenapa sebenarnya manusia suka menunda-nunda?
Tim menganggap isi otak manusia penunda agak berbeda dari otak biasa. Dalam setiap otak manusia terdapat nakhoda yang ia ilustrasikan sebagai ‘Si Pembuat Keputusan Logis’. Sedangkan di dalam otak manusia penunda terdapat sosok tambahan, yaitu seekor monyet yang melambangkan ‘Kepuasan Instan’.
Dua makhluk tersebut memiliki perbedaan prinsip. Nakhoda dapat memvisualisasikan gambaran besar kehidupan dan berpikir jangka panjang, sementara monyet lebih menyukai hal-hal menyenangkan dan berorientasi jangka pendek.
Nakhoda yang merasa perlu melakukan hal-hal produktif untuk kepentingan masa depan akan terganggu dengan kehadiran monyet yang hanya ingin menikmati hidup di masa kini. Oleh karena itu, mereka sering berebut untuk bisa memegang ‘kemudi’ otak.
Saat monyet berhasil memegang kendali otak, Tim mengistilahkannya dengan ‘Taman Bermain yang Gelap’. Taman ini adalah zona di mana para penunda menghabiskan waktu untuk bersantai, di saat banyak tugas sudah mengintai.
Lalu, bagaimana para penunda dapat menarik dirinya dari zona ini?
Rupanya ada satu sosok lagi yang terlibat dalam sistem. Ia bernama ‘Monster Kepanikan’. Monster ini lebih sering tidur panjang dan baru bangun ketika manusia dihadapkan pada tenggat waktu (deadline), potensi kehancuran karir atau konsekuensi buruk lainnya.
Ia satu-satunya yang ditakuti monyet. Ketika monster bangun, monyet ketakutan lalu melompat ke pohon. Di situlah kesempatan nakhoda mengambil alih kendali otak manusia.
Beberapa tahun lalu, setelah merilis tulisan ringan tentang kebiasaaan menunda ini di blognya, berbagai kalangan merespon tulisan Tim dan menyatakan bahwa mereka mengalami masalah yang sama. Namun, Tim mendapat kesan bahwa mereka seolah frustasi akan hal tersebut.
Seorang penunda sebenarnya tetap bisa menyelesaikan tugas karena semangat kerja mereka akan naik di saat kondisi genting. Lalu, kenapa mereka merasa begitu terpuruk?
Tim berkesimpulan bahwa sesungguhnya terdapat dua jenis manusia penunda, yakni mereka yang dihadapkan pada tenggat waktu dan mereka yang tidak. Bagi mereka yang tidak dikejar oleh tenggat waktu, ‘Monster Kepanikan’ akan tetap tertidur.
Itulah kenapa adanya tenggat waktu penting bagi Anda yang ingin menghilangkan kebiasaan menunda.
Tim menutup presentasi dengan mengilustrasikan sebuah ‘Kalender Kehidupan’; satu kotak untuk setiap minggu selama 90 tahun kehidupan seseorang.
Kotak tersebut berkurang seiring berjalannya waktu. Karena kotak yang sudah terpakai tidak bisa kembali lagi, maka Anda harus mampu menjadi nakhoda dan bersikap waspada terhadap kehadiran monyet, agak hidup Anda lebih bermakna.
Saya rasa semua orang adalah penunda. Saat ini, mungkin beberapa orang tidak begitu kacau dan tahu cara berhadapan dengan waktu. Tetapi ingat, trik paling licik dari ‘si monyet’ adalah ketika tidak ada tenggat waktu.
Tim Urban