Dalam ibadah haji, salah satu rukunnya adalah menunaikan thawaf, yaitu mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali. Thawaf sendiri berarti ‘mengelilingi sesuatu’.
Jika kita perhatikan, semua makhluk ciptaan Allah SWT melakukan thawaf.
Hal tersebut juga dikerjakan benda-benda langit yang ada di alam semesta, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.
Matahari dan bintang-bintang tidak diam ditempat.
Semua anggota Galaksi Bimasakti yang jumlahnya ratusan miliar bintang juga berthawaf mengitari pusat galaksi. Semua mengitari pusat galaksi dalam 200 juta tahun dengan kecepatan sekitar 200-300 km per detik.
Tumbuhan dan binatang juga berthawaf mengitari poros bumi sekali dalam 24 jam. Hanya karena gerakannya dalam skala besar, kita tidak menyadarinya.
Begitupun juga manusia yang kadang-kadang tidak menyadari jika jasmaninya melakukan thawaf bersama tumbuhan dan binatang serta makhluk yang ada di bumi.
Ini menjadi bukti bahwa jasmani manusia sebenarnya telah taat pada ketentuan Allah SWT.
Secara ruhani, manusia memiliki potensi untuk mengingkari janji karena adanya nafsu. Ketaatan berupa pengakuan Allah SWT sebagai penciptanya dalam kenyataannya sering terlupakan.
Ibadah haji mengingatkan akan janji ketaatan tersebut, sebagaimana alam semesta memenuhi janjinya untuk taat kepada Allah SWT.
Thawaf sebanyak tujuh kali dalam ibadah haji bisa bermakna proses yang terus-menerus, tiada henti, sebagaimana thawaf alam semesta.
Dalam Al-Quran bilangan seperti “tujuh” atau “tujuh puluh” sering mengacu pada jumlah yang tidak terhingga.
Pelaksanaan tujuh kali dalam thawaf merupakan simbol ketaatan manusia seperti taatnya benda-benda langit berthawaf tiada henti, seperti bintang-bintang yang sedang mengitari pusat galaksi.