Hampir tidak diragukan lagi, bahwa sikap ceria, santai, dan tidak meributkan hal-hal kecil bisa “menyalakan gen” dengan baik, dan berkaitan dengan kebahagiaan serta kesehatan. Bukan tertawa karena senang, tetapi menjadi senang karena tertawa. Kunci menjadi bahagia adalah “berperilaku bahagia”.
Pola pikir, kondisi hati, dan sikap hidup membawa pengaruh baik yakni secara fisik berupa kesehatan dan panjang umur.
Di Jepang, untuk saat ini Okinawa bisa dibilang lingkungan hidup yang tepat untuk menyalakan gen. Okinawa secara sejarah banyak berkorban untuk pulau Tama, tetapi akhirnya penduduk bisa hidup dengan ceria, terbuka dan ramah.
Memang di sana ada faktor hereditas, tetapi topografi dan lingkungannya punya peran besar dalam membuat mereka jadi seperti itu. Ketika orang-orang Okinawa berkata, “Setelah sekian lama kita tidak minum, hari ini ayo kita minum,” mereka terlebih dahulu pulang ke rumah, menunggu sampai larut malam.
Mereka pesta sake dimulai dengan minuman awamori, lalu mereka minum dan bercanda sampai pagi. Saat ini orang-orang pulau utama tidak punya keleluasaan atau energi seperti itu. Sebagai gantinya, yang mereka alami adalah stres. Karena itulah, tingkat harapan orang-orang Okinawa paling tinggi di Jepang.
Dengan kata lain, topografi dan lingkungan hidup menciptakan lingkungan hati berupa pikiran dan sifat yang juga memupuk kesehatan fisik. Hati memberi pengaruh pada tubuh dan berkaitan dengan menyalanya gen awet muda.
Poros cara pandang orang Jepang mungkin seharunya sedikit “berpindah’ paradigma hidup sehat ke Okinawa. Tidak terburu-buru atau khawatir, tapi bersikap santai. Tidak masalah seandainya pertumbuhan GDP minus.
Dengan bersikap santai dan bahagia, stres pun tidak akan menumpuk. Kalau pun stres, tapi dengan pola pikir positif itu akan bisa dimanfaatkan secara efektif. Cara membawa perasaan serta cara berpikir terhadap benda yang seperti itu akan memungkinkan Anda untuk hidup dengan “gen menyala”.