Kaum introver, meskipun dianggap tidak aktif dalam berkomunikasi, sesungguhnya mereka memiliki beberapa potensi melebihi kaum ekstrover. Kemampuan untuk bersikap tenang dan penuh konsentrasi adalah salah satu keunggulan utama.
Hal itu pula yang membuat orang introver menjadi lebih gigih karena dapat mengejar sesuatu dengan sabar dalam waktu yang lama.
Keahlian berpikir analitis dan sistematis menjadi keunggulan orang introver yang kemudian dibagi menjadi dua: pengguna otak kanan, di mana mereka cenderung mengolah informasi secara subjektif dan intuitif (naluri) dan pengguna otak kiri yang cenderung berorientasi objek serta teori.
Menurut Olsen Laney, seorang peneliti introver, pengguna otak kiri adalah golongan yang paling menggambarkan stereotip introver.
Selain itu, kaum introver sangat mampu untuk hidup mandiri dan mereka memiliki kemampuan yang baik untuk berempati. Oleh karena itu, mereka juga dikenal sebagai pendengar yang baik.
Di samping keunggulan yang disebutkan di atas, orang introver memiliki beberapa kelemahan.
Perasaan takut adalah kelemahan yang paling sering muncul sekaligus paling kuat yang menjadi hambatan bagi orang introver. Hal ini kemudian menimbulkan keraguan dalam diri mereka untuk berinteraksi dengan orang lain.
Perhatian berlebih terhadap detail pun kerap membatasi orang introver dalam melihat gambaran besar dari suatu proyek. Sikap ini sering membuat orang introver nampak seperti tidak fleksibel dalam lingkungan kerja.
Kelemahan lain orang introver ialah bersikap pasif. Sikap pasif adalah ketika seseorang enggan berinisiatif dan cenderung menunggu.
Kelemahan lain yakni berusaha menghindari konflik, bahkan cenderung mengalah. Bagi orang introver, menghadapi konflik amat menguras tenaga. Hal ini menyebabkan orang introver terlihat ingin menghindar dari berbagai situasi yang tidak menyenangkan.
Terkurasnya tenaga lewat interaksi sosial dapat membentuk persepsi negatif seorang introver terhadap dunia sekitar. Mereka jadi menganggap kebanyakan hal sebagai hal-hal yang negatif. Keandalan berpikir orang introver yang dikenal bagus juga terkadang justru membuat mereka terpaku pada logika dan mengabaikan perasaan (emosi) diri sendiri.
“Rasa takut yang wajar bersifat melindungi. Rasa takut yang tidak wajar bersifat menghalangi.”
Sylvi Loehken