Guru tidak dapat menentukan identitas dan citra dirinya sendiri. Identitas dan citra guru ditentukan oleh pihak luar yaitu negara, masyarakat, dan media.
Guru mau tidak mau harus berpenampilan, bersikap dan bertindak seperti apa yang dipersepsikan oleh pihak luar ini agar tetap bertahan dengan profesinya.
Negara memiliki peran penting dalam menentukan identitas dan citra guru, karena pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan bernegara.
Oleh karena itu, negara memiliki otoritas untuk membuat aturan dan kebijakan terkait profil dan kompetensi yang harus dimiliki guru, karena ini berkaitan dengan masa depan bangsa.
Hak negara ini juga dibarengi dengan kewajiban negara untuk melindungi dan mensejahterakan guru. Sayangnya, saat ini, negara lebih banyak menuntut dibandingkan mengayomi.
Guru sama sekali tidak memiliki daya tawar untuk menentukan identitas sendiri dan hanya menerima apa pun kebijakan negara terhadapnya.
Selain negara, masyarakat juga menentukan bagaimana guru harus berpenampilan, berperilaku, dan bersikap. Walaupun bersifat tidak tertulis, aturan dan harapan masyarakat terhadap guru ini juga mempengaruhi identitas dan citra seorang guru.
Harapan dan tuntutan masyarakat juga dapat berubah ketika masyarakat berubah. Guru pun juga tidak memiliki kekuatan untuk mengubah persepsi masyarakat tentang identitas dan citranya.
Selain negara dan masyarakat, kekuatan bisnis melalui media juga ikut membentuk citra guru. Media yang memiliki andil untuk membangun citra seseorang terkesan sering tidak adil dan proporsional dalam menyampaikan informasi atau berita tentang guru.
Media cenderung memberitakan hal-hal yang negatif tentang guru seperti guru yang suka demo, guru yang melecehkan siswa, kepala sekolah yang mencuri soal UN, dan berita negatif lainnya.
Hal itu membuat citra guru menjadi jelek di mata masyarakat, padahal itu bukanlah representasi guru pada umumnya. Masih banyak guru yang baik dan berprestasi di luar sana.
Di tengah krisis identitas diri, guru juga dituntut untuk menjadi sosok manusia sempurna. Padahal guru hanya manusia biasa yang juga memiliki berbagai problema seperti masalah ekonomi, psikis, dan fisik.
Dengan kondisi guru seperti ini, yang paling dirugikan tetaplah anak didik kita, generasi penerus bangsa.