Buku

Pendidik Karakter di Zaman Keblinger

Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter
By Doni Koesoema A.
<
>
2 dari 7

Saat ini, dunia berubah dengan begitu cepat. Tidak ada lagi penghalang atau batasan bagi setiap orang untuk berinteraksi satu sama lain. Pun, begitu pula dengan ketersediaan informasi yang tidak terbatas yang dapat diakses dengan mudah.

Namun, tidak begitu halnya dengan guru. Guru yang seharusnya menjadi pelaku perubahan di masyarakat justru menjadi bagian dari masalah itu sendiri. Guru tetap saja tidak berubah. Materi dan cara guru mengajar masih sama seperti yang dulu, tidak banyak berubah.

Para guru, bahkan juga tidak dapat menggunakan teknologi dengan baik sehingga si murid malah lebih tahu perkembangan ilmu daripada guru.

Memang, pendidikan merupakan sebuah proses bertahap dan panjang, tidak instan. Kematangan akademik tidak dapat diperoleh secara cepat. Walaupun demikian, guru memang harus tetap memperbaharui ilmu dan kompetensinya.

Apakah guru tidak mau berubah? Tentu tidak, guru juga ingin berubah. Namun, berbagai kebijakan pemerintah menjadikan guru sebagai objek perubahan, alih-alih sebagai subjek perubahan.

Guru, bahkan tidak lagi memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri. Guru dibebani tugas-tugas rutin baru dan banyak seiring berubahnya kebijakan.

Harapan dan tuntutan dari masyarakat kepada guru juga sangat tinggi. Masyarakat memandang guru sebagai sosok sakral dalam masyarakat. Guru adalah sosok yang bersih, tidak boleh salah dan tidak boleh lelah.

Jika ada masalah sosial dalam masyarakat, pendidikanlah yang akan dijadikan kambing hitam dan tokoh utamanya adalah guru. Begitu juga ketika anak didik mengalami masalah baik di dalam atau di luar sekolah, guru juga yang harus bertanggung jawab terhadap hal ini.

Hal yang tidak dipahami masyarakat adalah bahwa guru hanyalah manusia biasa. Pendidikan juga bukalah satu-satunya solusi dari banyaknya masalah sosial dalam masyarakat.

Selain itu, banyaknya tugas yang dibebankan kepada guru di sekolah membuat guru tidak lagi memiliki waktu untuk menjalankan peran pentingnya sebagai pewarta nilai dan karakter pada anak didiknya.

Ironisnya, dalam situasi dunia yang serba berlari ini, menjalani profesi sebagai guru melahirkan paradox. Sementara dinamika masyarakat berubah begitu cepat, praktik harian dalam kinerja guru tidak berubah.”

Doni Koesoema A.

<
>
2 dari 7
Baca di Pimtar App Beli Buku Ini
Buku
Raul Renanda
Untuk Non-Desainer, Manajer, Profesional, dan Business-Owner
Buku
Daniel Goleman
Mengapa Kecerdasan Emosi Lebih Penting daripada IQ
Buku
Erin Niimi Longhurst
Seni dalam Budaya Jepang untuk Hidup Lebih Sehat, Bahagia, dan Bijaksana
Buku
Beth Kempton
Seni Menemukan Keindahan dalam Ketidaksempurnaan
Video
Tim Harford
Bagaimana Situasi Sulit Bisa Memicu Kreativitas
Buku
Spencer Johnson M.D.
Cara Jitu Menghadapi Lika-Liku Perubahan dalam Kehidupan dan Pekerjaan