Kegagalan dalam Olimpiade di Inggris menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi Indonesia. Fokus pun kembali diarahkan untuk meraih tiga emas pada Olimpiade Fisika tingkat Internasional ke-35 yang diadakan di negeri sendiri.
Pada Olimpiade tersebut, Prof Yohannes dan tim tidak terlibat lagi dalam kepanitiaan dan hanya fokus kepada pembinaan. Strategi ini berhasil dan tiga emas berhasil diraih Indonesia sesuai dengan target yang sudah ditetapkan.
Kesuksesan Indonesia pun berlanjut pada Olimpiade Fisika Asia pada tahun 2003 yang diadakan di Thailand. Pada olimpiade ini, Indonesia berhasil meraih enam medali emas dan hasil ini membuat tim Indonesia semakin percaya diri untuk meraih kesuksesan-kesuksesan di olimpiade-olimpiade berikutnya.
Kepercayaan diri yang terlalu tinggi ternyata membuat Indonesia sedikit lalai dalam Olimpiade Fisika tingkat Asia berikutnya yang diadakan di Vietnam. Kesalahan dalam penerjemahan menjadi faktor kegagalan Indonesia dalam olimpiade ini sehingga tidak satu pun medali yang diperoleh pada olimpiade ini. Hal ini menimbulkan kekecewaan dan juga kesedihan dalam tim Indonesia .
Kekecewaan dan kesedihan ini tidak berlangsung lama karena tim kembali termotivasi untuk menjadi juara dunia pada Olimpiade tingkat Internasional yang akan diadakan di Singapura. Semua tim kembali berbenah, mengevaluasi kegagalan-kegagalan dan menutupinya.
Target menjadi juara dunia pada tahun 2006 di Singapura memunculkan berbagai Mestakung. Mulai dari ditemukannya bibit-bibit baru yang potensial, pendanaan yang mencukupi untuk dua tim sekaligus sampai pemberian motivasi gratis dari seorang motivator.
Kegagalan-kegagalan pada tahun sebelumnya menjadi pelajaran yang sangat berharga dalam menghadapi Olimpiade kali ini, salah satunya dalam penerjemahan soal. Tim pun bekerja keras dan memastikan tidak ada kesalahan dalam penerjemahan soal. Kerja keras pun juga berlanjut pada tahap moderasi yang sangat menentukan hasil akhir perjuangan.
Perjuangan ini pun berbuah kesuksesan. Pada Olimpiade tersebut, Indonesia berhasil meraih empat emas dan satu perak. Tidak hanya itu, Indonesia juga berhasil menjadi juara dunia Fisika setelah Jonathan Pradhana Mailoa berhasil memperoleh nilai tertinggi pada olimpiade tersebut.
“Kunci sukses di antaranya adalah hasrat dan antusiasme”
-Walter Chrysler -