Sesederhana apa pun mimpi Anda, tetap harus Anda jemput dengan doa dan usaha. Tidak bisa Anda berdiam diri-hanya berdoa sepanjang hari-tanpa melakukan apa-apa.
Bekerja merupakan bagian dari ibadah yang nilainya sangat mulia di sisi Tuhan. Yakni disertai dengan niat yang tulus dan membahagiakan orang-orang di sekitar Anda.
Di zaman Nabi, ada seseorang yang rajin bekerja dari pagi sampai sore. Dia bekerja sepanjang hari tanpa memedulikan teriknya matahari. Dia bekerja mengerahkan sepenuh tenaga mengayun kapak untuk memecah batu. Dia melakukannya berhari-hari, berminggu-minggu sehingga mengakibatkan kulit kedua telapak tangannya lebam, dan bengkak.
Mengetahui hal tersebut, sang Nabi pun mengambil kedua tangannya dan menciumnya. Betapa sang Nabi sangat mencintai orang yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan membahagiakan keluarganya. Yakni, bekerja dengan sungguh-sungguh meskipun terasa berat dalam prosesnya.
Tidak masalah apabila Anda bekerja untuk mendapatkan kekayaan. Karena menurut Mardigu dalam bukunya Unusual Business, menjadi kaya bagi sebagian orang justru keharusan.
Karena, dengan kekayaan, Anda bisa menjadi orang yang berdaulat atas diri Anda sendiri. Terlebih lagi Anda bisa membantu orang lain.
Namun, yang dilakukan kebanyakan orang dalam bekerja justru menomor tigakan Tuhan. Kebanyak orang menomorsatukan pekerjaan, lalu keluarga, baru pengabdian kepada Tuhan. Anda jangan melakukan seperti itu. Karena yang perlu Anda lakukan ialah menomorsatukan Tuhan, baru keluarga dan pekerjaan.
Artinya, kerja keras yang Anda lakukan memang nilainya ada pada ketulusan di dalam hati. Kemudian, kekayaan yang Anda dapatkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi, lalu selebihnya Anda salurkan untuk aktivitas sosial. Seperti mendirikan sekolah, menyantuni fakir miskin, dan ibadah sosial lainnya.
Sehingga, kekayaan yang Anda dapatkan tidak sekadar kaya harta, melainkan juga kaya hati dan kaya rasa. Ukuran kekayaan yang Anda dapatkan tidak sekadar berapa banyak harta yang Anda dapatkan dan Anda simpan, melainkan harta yang berkah dan menjadi pahala kelak ketika Anda tiada.
Hingga Anda merasakan kekayaan sejati. Ialah ketenangan dan kebahagiaan hidup, keamanan dan kesejahteraan. Yakni semua harta benda dan kesuksesan Anda senantiasa dapat mendekatkan diri Anda kepada Tuhan. Sehingga apa saja yang Anda raih tidak akan membuat Anda cuek dengan apa yang diperintahkan Tuhan.