Buku

Ken & Kaskus

Cerita Sukses di Usia Muda
By Alberthiene Endah
<
>
7 dari 8

Bagaimana Kaskus bisa sukses? Banyak orang menanyakan hal itu. Menurut Ken, yang membuat Kaskus sukses salah satu faktornya adalah kondisi Indonesia sendiri.

Bicara soal Kaskus adalah bicara kebebasan. Ekspresi terbuka. Keleluasaan. Karena di negeri ini tidak mudah bagi seseorang untuk bisa berekspresi bebas.

Sejak di sekolah dasar, orang-orang sudah dididik untuk menjadi “seragam”. Tidak lazim menjadi nyeleneh, karena menjadi sama dianggap lebih aman.

Nah, ketika Kaskus hadir, orang melihat sesuatu yang beda. Kaskus adalah tempat di mana mereka boleh menjadi diri sendiri. Kaskus menjadi sarana kebebasan. Itulah yang mereka butuhkan.

Hal itu sangat berbeda dengan Facebook. Karena di Facebook, kebanyakan orang ber-makeup. Maunya kelihatan cantik, cakep dan enak dilihat.

Segala sesuatu di Facebook memperlihatkan seseorang dari sisi baiknya. Maka dipasanglah foto-foto yang bagus, dan status-status yang mengisyaratkan kebaikan hidup biar mendapatkan apresisasi.

Sementara di Kaskus? Para member memakai nickname. Kepentingan mem-posting di Kaskus adalah karena ingin berekspresi jujur, mengungkapkan apa yang sangat ingin mereka ungkapkan. Bergabung dengan komunitas yang memang mereka inginkan. Seorang laki-laki misalnya, bisa saja bergabung di forum menjahit yang identik dengan perempuan.

Pendek kata, mereka tidak perlu keluar dari diri mereka sendiri. Mereka merasa mendapatkan tempat di mana mereka bisa melakukan apapun di sini.

Bagi orang Indonesia, itu sesuatu yang beda. Kalau Kaskus ditawarkan ke luar negeri, pastilah tidak laku, karena di sana sudah terbiasa berekspresi secara terbuka di dunia nyata.

Karakter Kaskus tersebut sejalan dengan jiwa bebasnya Ken. Bagi Ken, sifat penuh keterbukaan dan kebebasan untuk berekspresi sangatlah penting untuk menggali potensi suksesnya seseorang.

Orang-orang berani keluar dari keseragaman, mau memperlihatkan sisi lain mereka dan berani membuat keputusan biasanya akan menemukan bakatnya.

Dengan keleluasaan itulah, biasanya Kaskuser selalu berpikir untuk selalu eksis di Kaskus. Mau sebagai penikmat, pembeli, penjual, pemasangan postingan yang aktif, intinya mereka berinteraksi di Kaskus.

Rasa memiliki inilah yang semakin besar dari hari ke hari. Andrew dengan sangat genius sekaligus sederhana mampu menciptakan “monster” ini.

Terhitung sampai 2012, Kaskus mencatat 5 juta member yang terdaftar resmi. Pengunjungnya mencapai 27 juta orang setiap bulannya dengan berbagai latar belakang.

Di dalamnya sudah ada 400 komunitas yang berlatar segmentasi berdasarkan hobi. Dengan keramaian itu, trafik di Kaskus mencapai 5.000 posting per detiknya!

“Kita akan ada di persimpangan penuh misteri ketika memulai langkah. Kalau mau sukses, ambil keputusan untuk berjalan. Sebab, selamat tapi nggak melakukan apa-apa buat saya juga bukan sebuah kemajuan.”

Ken Dean Lawadinata

<
>
7 dari 8
Baca di Pimtar App Beli Buku Ini
Buku
Philip Kotler, Hermawan Kartajaya & Hooi Den Huan
Asia yang Mendunia di Era Konsumen Digital
Buku
Malcolm Frank, Paul Roehrig, dan Ben Pring
Bagaimana Tetap Melaju di Sebuah Dunia yang Penuh Al, Algoritma, Bots, dan Big Data
Buku
Cheryl Cran
Bagaimana Seharusnya Perusahaan Memberlakukan Karyawan dari Tiga Generasi Berbeda
Buku
Yuswohady, Farid Fatahillah, Budi Tryaditia dan Amanda Rachmaniar
Kejamnya Generasi Millennial Membantai Produk, Layanan, dan Industri
Buku
Masaru Emoto
Pesan Rahasia Sang Air untuk Manusia
Buku
Drs. Arifin S. Harahap, M.Si
Membangun dan Mengelola Pemberitaan Televisi