Banyak orang yang beranggapan bahwa keberadaan masalah sangatlah penting untuk menunjukkan eksistensi diri dan kekuasaan. Bahkan, ketiadaan masalah justru merupakan sebuah masalah karena menemukan dan mampu menyelesaikannya merupakan sebuah pencapaian.
Sikap inilah yang ditunjukkan oleh guru-guru SMA John Lennon, legenda musik yang dikenal banyak orang di seluruh dunia. Ketika menghabiskan masa SMA di Quarry Bank School, Lennon dianggap sebagai anak yang bermasalah karena cara pandangnya yang berbeda.
Alih-alih mencoba untuk memahami cara pandangnya yang berbeda, para guru ini justru menganggap Lennon sebagai anak yang bermasalah sehingga harus diubah sesuai dengan keinginan mereka.
Satu hal yang tidak mereka ketahui bahwa Lennon merupakan seorang anak luar biasa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata sehingga ia memiliki pemikiran yang berbeda dari mereka dan orang kebanyakan.
Selain menganggap masalah sebagai suatu hal yang penting, kebanyakan orang juga berpikiran bahwa satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah adalah dengan berusaha lebih keras lagi. Namun ketika Anda berjuang lebih keras, masalah tersebut justru semakin meluas.
Hal inilah yang terjadi pada Urban Meyer, seorang mantan pemain bisbol yang kemudian menjadi pelatih rugbi profesional di Amerika Serikat. Sejak usia 17 tahun, ayahnya sudah mendidik Meyer untuk berusaha lebih keras dalam menghadapi setiap masalah.
Ia bahkan tidak diperbolehkan pulang ke rumah sebelum target yang diberikan sang ayah tercapai.
Namun, keyakinannya mulai berubah ketika tim yang dibangunnya tidak lagi mengikuti kebiasaan “santapan kemenangan” yang ia rintis sejak lama dan lebih memilih untuk menjalani latihan yang lebih banyak seperti yang ia lakukan.
Situasi ini semakin memburuk ketika ia tiba-tiba diserang penyakit yang membuatnya hampir tidak dapat berjalan.
Setelah didiagnosis dokter, penyebab penyakitnya adalah stres dan kewalahan karena beban pekerjaan yang berlebihan. Sejak saat itu, ia mulai mengurangi beban pekerjaan dan mengubah keyakinannya bahwa berusaha lebih keras dalam menghadapi sebuah masalah tidak dapat memperbaiki keadaan, yang terjadi malah sebaliknya.
