Ketika Anda mengatakan seorang konsumen telah ter-“kait” apa yang terlintas dalam benak Anda? Benar sekali: kecanduan! Karena itu merupakan hal yang sangat fundamental bahwasanya para produsen tidak boleh menyalahgunakan produknya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terhadap produk yang mendorong penggunanya kecanduan.
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah apakah produk tersebut bisa meningkatkan kualitas hidup penggunanya? Sebagai contoh, sebuah produk alat olahraga memang bisa membuat penggunanya kecanduan, namun hal tersebut sesuatu yang baik karena produk tersebut mampu meningkatkan kualitas hidup mereka.
Lalu, bagaimana seorang pebisnis tahu bahwa produk yang dibuatnya memiliki dampak baik atau buruk? Ada dua pertanyaan yang bisa menjadi renungan:
• Apakah produk itu bisa meningkatkan kualitas hidup penggunanya?
• Apakah sang pengusaha tersebut mau menggunakan produknya sendiri?
Jika jawaban keduanya “ya”, berarti produk tersebut baik, jika jawabannya “tidak” berarti sebaliknya.
Sangat penting untuk Anda pahami bahwasanya tidak semua produk bisa menjadi bagian dari kebiasaan penggunanya atau membuat mereka kecanduan. Sebagai contoh, produk asuransi tidak akan bisa membuat konsumen kecanduan, karena normalnya orang akan membelinya hanya sekali.
Produk-produk yang menuntut interaksi terus-menerus antara dirinya dan penggunanyalah yang bisa menerapkan metode “kait” ini.
Jika Anda ingin menciptakan suatu produk yang bisa memengaruhi kebiasaan pengguna, Anda harus menganalisis apa kebutuhan calon konsumen Anda dan apa yang bisa produk Anda tawarkan untuk memenuhinya.
Dan pada akhirnya, sepanjang Anda mampu menyelaraskannya dengan metode “kait” yang telah dibahas, maka ini berarti Anda telah melangkahkan satu kaki ke arah kesuksesan.