Orang kaya memiliki pola pikir berbeda dari orang-orang lainnya. Terdapat beberapa pola pikir yang dicatat oleh penulis.
Pertama, memberikan nilai tambah adalah sesuatu yang penting. Orang kaya berusaha untuk menjadi unggul dalam persaingan dengan membuat nilai tambah.
Kedua, mempunyai faktor pengali sebagai kunci. Dengan faktor pengali, orang kaya memperbesar nilai tambah yang bisa diberikannya.
Ketiga, memastikan orang lain menang baru memenangkan diri sendiri. Orang kaya selalu menawarkan konsep yang menguntungkan bagi semua pihak. Hal inilah yang membuatnya sukses bernegosiasi.
Keempat, memastikan diri selalu berdaya untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Orang kaya tidak membatasi diri dengan berbagai alasan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Kelima, selalu bertanggung jawab terhadap hidupnya tanpa menyalahkan orang lain, lingkungan dan situasi. Orang kaya percaya bahwa respons mereka terhadap situasilah yang menentukan keberhasilan mereka.
Keenam, menggunakan uang untuk menang, bukan sekedar untuk tidak kalah. Orang kaya tidak ragu mengeluarkan biaya untuk bisa memperbesar kemenangan, tidak selalu meminimalkan biaya.
Ketujuh, berpikir besar untuk mendapatkan hasil yang besar. Orang kaya tidak menurunkan impiannya, namun meningkatkan kemampuannya untuk mencapai impiannya. Kedepalan, fokus pada kesempatan, bukan hambatan.
Kesembilan, bergaul dengan orang positif dan sukses, bukan dengan orang negatif. Orang cenderung akan berteman dengan orang lain yang memiliki kesamaan dengan mereka.
Kesepuluh, berpikir ‘dua-duanya’, bukan ‘salah satu/atau’. Jangan membatasi diri dengan pilihan-pilihan, Anda bisa menjadi orang kaya dan sehat atau menjadi orang kaya dengan keluarga harmonis sekaligus.
Dan kesebelas, membuat uang bekerja untuk mereka, bukan sebaliknya. Menginvestasikan uang menjadi salah satu cara orang kaya untuk mendapatkan kekayaan.
“Betapa kita sering sibuk mencari sesuatu, padahal terkadang kita sendiri tidak tahu apa yang sedang kita cari”
Tung Desem Waringin & Ongky Hojanto
“Betapa kita sering sibuk mencari sesuatu, padahal terkadang kita sendiri tidak tahu apa yang sedang kita cari”
Tung Desem Waringin & Ongky Hojanto