Pendidikan emosional dimulai sejak kecil di dalam keluarga. Terkait itu, ada tiga gaya mendidik anak yang tidak efisien secara emosional. Anda perlu mengenalinya agar bisa menghindarinya.
Pertama gaya mendidik yang sama sekali mengabaikan perasaan anak. Sebenarnya, momen emosional adalah saat yang tepat untuk membangun kedekatan dengan anak dan membangun keterampilan emosionalnya. Sayangnya, seringkali orang tua justru melihatnya sebagai gangguan.
Gaya mendidik yang terlalu memberikan kebebasan juga tidak efektif. Peka terhadap perasaan anak adalah hal yang bagus, namun membiarkannya mengekspresikan dengan cara negatif bukanlah cara yang tepat. Sebagai orang tua, Anda perlu memperlihatkan bagaimana cara mengelola dan mengekspresikan emosi dengan tepat.
Gaya mendidik lain yang kurang efektif adalah menghina dan tidak menunjukkan penghargaan terhadap perasaan anak. Bila Anda terus menghentikan setiap ungkapan emosi anak Anda, maka anak Anda tidak akan dapat belajar cara mengenali dan mengelola emosi dengan baik.
Sebagai orangtua, yang dapat Anda lakukan adalah membantu anak Anda mengenali dan mengelola emosinya. Anda perlu membantu mereka mengenali sumber kemarahan mereka dan menemukan cara positif untuk menenangkan kembali perasaannya.
Dalam membangun kecerdasan emosional Anda juga perlu menyadari temperamen yang Anda (atau anak Anda) miliki. Temperamen merupakan suasana hati yang mencirikan kehidupan emosional Anda. Misalnya, kecenderungan untuk merasa bahagia, kecenderungan untuk cemas dan sebagainya.
Namun, temperamen bukanlah sesuatu yang mutlak dan tidak bisa diubah. Penelitian yang dilakukan oleh Jerome Kagan mengungkapkan bahwa anak yang memiliki kecenderungan untuk cemas belum tentu tumbuh menjadi orang yang penakut dan pemalu. Pembelajaran dan pengalaman selama pertumbuhan dapat mengubah sikap dasar tersebut.