Seorang grandios (sebutan bagi pengidap grandiositas)seringkali membutuhkan pengaguman dan penghormatan dari orang lain. Itulah kenapa seorang grandios selalu berambisi harus sukses dalam hampir seluruh aktivitas yang mampu ia kerjakan (perfeksionis).

Grandios mengagumi kualitas dirinya sendiri apapun bentuknya,baik kecantikan atau ketampanannya, bakat yang ia miliki,ataupun kecerdasannya.

Ia akan berusaha memelihara kualitas dirinya hingga di titik terbaik. Hanya saja,ketika salah satu 'kekaguman diri' itu lenyap dari dirinya. Seorang grandios akan segera jatuh dalam malapetakan depresi yang hebat.

Hal ini karena seorang grandios tidak dapat hidup tanpa rasa kagum dari orang lain. Padahal,rasa kagum hanyalah pemuas pengganti karena kebutuhan mendasar di masa kanak-kanak tidak terpenuhi, yaitu kebutuhan akan penghargaan,pengertian,dan respon yang serius dari orangtuanya.

Tanpa terapi yang benar, tidaklah mungkin bagi seorang penderita grandiositas untuk memutus lingkaran penderitannya ini. Ia tak akan pernah habis-habisnya mencari rasa kagum, yang tak akan pernah terasa cukup baginya.

Rasa kagum hanyalah pemuas pengganti (subtitusi) bagi kebutuhan-kebutuhan pokoknya akan penghargaan, pengertian, serta tanggapan yang serius dari orangtuanya.

Seringkali seluruh hidupnya ia curahkan demi subtitusi ini. Selama kebutuhan pokok tersebut belum terpenuhi, maka ia akan terus menerus mencari.