Di era digital saat ini, bukan hanya anak zaman sekarang yang bisa ketergantungan dengan gadget. Orangtua zaman sekarang pun juga bisa seperti itu.
Ketergantungan orangtua terhadap gadget berimbas pada anak. Karena pada dasarnya, orangtua adalah role model bagi anaknya. Perilaku anak biasanya merupakan copy paste dari orangtuanya.
Salah satu fenomena yang kerap terjadi, ketika orangtua menjadikan gadget sebagai pengganti baby sitter, khususnya bagi orangtua yang memiliki anak balita.
Sering terjadi saat orangtua sedang sibuk dan tidak sempat bermain dengan anaknya, mereka memberikan gadget dengan tujuan agar tidak rewel. Alhasil, anak seakan tersihir, lalu duduk, dan diam selama Anda sibuk.
Fenomena anak yang duduk diam dengan gadget yang ada di tangan kini semakin banyak saja. Jalan pintas ini dilakukan karena orangtua harus menyelesaikan segala urusan tanpa harus disibukkan dengan rengekan anak.
Jika hal itu terjadi secara berulang, lama kelamaan anak akan paham bahwa, “kalau aku rewel, aku pasti dapat hadiah gadget dari Ayah atau Bunda.”
Orangtua tidak menyadari, tindakan seperti ini justru seperti memberi “apresiasi” pada kerewelan anak dengan pemberian reward berupa gadget. Ini membuat anak seringkali mengulangi perilaku rewelnya.
Ketika anak-anak berperilaku baik, malah justru tidak diberikan apresiasi apa-apa. Menyedihkan sekali bukan?
Jika hal ini terjadi, maka orangtua harus tegas kepada diri sendiri agar tidak lagi meminjamkan gadget saat anak-anak sedang rewel. Coba ajukan penawaran dan buat perjanjian dengan anak.
Misalnya, anak boleh meminjam gadget orangtua dengan batasan waktu tertentu jika sudah menyelesaikan tugasnya di rumah dengan baik, misalnya membereskan mainannya, menghabiskan makanannya, dan lain sebagainya.
“Banyak orangtua yang mengharapkan drama kerewelan anak berhenti dengan segera. Padahal semua itu butuh proses dan perjuangan.“
Mona Ratuliu