Berikutnya, jadilah konektor sosial. Sebab, tanpa menjadi konektor sosial, konsep connect tidak akan berjalan dengan lancar. Caranya dengan mempraktikkan apa yang Julie Wittes Schlack singkat dengan SEGAS. Khususnya bagi komunitas merek Anda yang ruang lingkupnya masih kecil.
Pertama, status and self-esteem. Yakni Anda memberikan platform di mana anggota komunitas dapat menyuarakan pendapatnya dan pendapat tersebut dapat dinilai positif atau negatif oleh anggota lainnya. Sehingga komunitas benar-benar aktif dan interaktif.
Kedua, expressing indentity. Yakni berikan kesempatan anggota yang memiliki karakter yang unik untuk mengekspresikan dirinya. Misalnya, dalam komunitas motor gede, anggota boleh memodifikasi motornya sesuai dengan karakter pribadinya. Nike juga memberikan kesempatan anggota komunitasnya untuk memesan corak sepatu yang sesuai ‘warna dan aura’ kepribadiannya.
Ketiga, giving and getting help. Yakni dalam komunitas, anggota bisa saling memberikan dan mendapatkan bantuan. Minimal bantuan informasi. Seperti dalam komunitas pecinta BMW, mereka bisa saling memberikan informasi terkait perbaikan mobil dan informasi sparepart.
Keempat, affiliation and belonging. Yakni terbentuknya interaksi sosial dan budaya yang khas, natural dan semakin mengakrabkan. Meskin itu sekadar panggilan Gan di komunitas Kaskus, atau munculnya istilah tall, venti, dan grande bagi penggemar Starbucks.
Kelima, sense of community. Yakni adanya dorongan perasaan senasib dan sepenanggungan yang dialami oleh para anggota komunitas. Terutama tujuan berkomunitas untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Namun, bisa juga kebutuhan untuk berinteraksi yang akhirnya sifatnya lebih emosional dan spiritual.
Misalnya, komunitas membuat program yang lebih besar dari sekadar mengobrolkan produk. Seperti mereka membuat program bantuan sosial atau penyaluran dana untuk orang-orang sakit atau memberikan beasiswa. Namun, mereka tetap membawa atribut produk dan komunitas, sehingga orang-orang semakin mengenal merek/brand Anda.
“Di era New Wave, tugas pemasar adalah membangun, mencapai, dan menunggangi konektivitas yang kuat yang terjalin di antara komunitas pelanggannya.”
Hermawan Kartajaya