Di era legacy, strategi yang Anda lakukan adalah tiga hal berturut-turut. Pertama, memetakan pasar (segmentation). Kedua, menyamakan sumber daya perusahaan dengan segmen yang dipilih (targeting). Dan ketiga, Anda harus mendefinisikan keberadaan dalam benak target pasar supaya memiliki posisi yang kredibel (positioning).
Saat ini, Anda harus berubah dari legacy ke arah yang lebih horizontal. Anda sudah tidak lagi melihat konsumen dari jauh. Sekarang, Anda harus mendekati mereka dalam arti yang sebenarnya. Yakni, pada era New Wave ini, strategi pemasaran mencakup tiga hal penting:
Klarifikasi di sini maksudnya untuk senantiasa menjawab pertanyaan, “Siapa Anda dan apa alasan Anda hadir dan berada di sini bersama komunitas?” Praktik strategi New Wave ini adalah menghorizontalkan pemasar dengan meng-connect diri dengan konsumen dengan memasuki komunitasnya.
Tujuannya lebih dari sekadar memberikan kesempatan bagi komunitas konsumen, berpartisipasi dalam aktivitas taktik pemasaran dan penciptaan nilai pemasaran. Sebab secara filosofis, langkah strategi pemasaran New Wave menjadikan konsumen sebagai subjek, bukan lagi objek dari pemasaran.
Karena itu, untuk melakukan semua itu dibutuhkan keberanian untuk merubuhkan mental dan paradigma lama. Semua kembali kepada keseriusan Anda untuk melekatkan karakter merek menjadi bagian dari komunitas. Artinya, mereka tersebut bukan lagi milik Anda, melainkan milik komunitas.
Misalnya, kisah Dame Anita Roddick, ia tidak pernah membangun brand Body Shop lewat hal-hal yang sifatnya vertikal. Ia meletakkan karakter mereknya menjadi bagian dari komunitas yang telah dikonfirmasi, dan komunitasnya pun mengkonfirmasinya bahwa karakter Body Shop memang sesuai dengan mereka.
Kalau sudah seperti itu, impian Anda untuk ‘memasarkan tanpa pemasaran’ dapat menjadi kenyataan dan sangat mungkin dikerjakan. Karena nantinya yang melakukan aktivitas pemasaran bukan lagi perusahaan, melainkan komunitas. Itulah kesuksesan marketing Anda.