Buku

Buya Hamka

Memoar Perjalanan Hidup Sang Ulama
By Yanuardi Syukur & Arlen Ara Guci
<
>
5 dari 7

Hamka dikenal sebagai orang yang memegang teguh prinsipnya. Hal ini terlihat ketika Hamka terang-terangan menentang pemikiran Soekarno tentang Nasakom (Nasionalisme, Agama (Islam), dan komunisme) serta konsep Demokrasi Terpimpin yang dijalankan Soekarno.

Hamka juga tidak pernah takut mengkritik kedekatan pemerintah dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). Di mana pada saat itu, Soekarno memiliki kecenderungan berkiblat dengan blok timur. Segala sesuatu berbau komunis mulai masuk ke tubuh pemerintahan. Dan ini membuat Hamka berang.

Hamka juga sempat berbeda pandangan dengan Mendikbud Daoed Joesoef tahun 1978 yang mencabut ketentuan libur sekolah ketika bulan Ramadhan. Bahkan, ketika Hamka menduduki posisi sebagai Ketua MUI, menteri Agama saat itu Alamsjah Ratoe Perwiranegara meminta MUI mencabut fatwa yang melarang perayaan natal bersama.

Hamka menolak secara tegas permintaan tersebut. Dalam sebuah khutbah Jum’at di Masjid Agung Al-Azhar, Buya Hamka mengingatkan dengan lantang, ”Haram hukumnya bahkan kafir bila ada orang Islam menghadiri upacara natal.“

Karena hal ini, Hamka lebih memilih mengundurkan diri dari Ketua MUI dibandingkan harus mencabut fatwa tersebut. Bagi Hamka, menjadi Ketua MUI pertama memiliki banyak tantangan. Namun ia kuat dalam memegang prinsip dan tak takut mengeluarkan fatwa demi kebenaran.

"Bagi saya, agama Islam tak dapat dicampur dengan komunis. Tidak mungkin."

Buya Hamka

<
>
5 dari 7
Baca di Pimtar App Beli Buku Ini
Buku
Fachmy Gasofa
+ 30 Pesan Inspiratif untuk Menghebatkan Masa Mudamu
Buku
Dodi Mawardi
Tanpa Tujuan, Tanpa Rencana, Tanpa Harapan
Buku
Chen Wei
Sisi-sisi Tak Terduga Sang Godfather Bisnis China
Buku
Ahmad Rofi' Usmani
Para Pemimpin yang Menjaga Amanah
Buku
Tim Penulis Tempo
Seorang Panglima, Seorang Martir
Buku
Gie
Tim Tempo
Dan Surat-Surat yang Tersembunyi