Selain berpolitik, Bung Tomo juga aktif berbisnis. Pada tahun 1950-an, Bung Tomo mendirikan perusahaan percetakan, CV Balapan, di Malang. Tahun 1960-1970 menjadi masa keemasan perusahaan ini. Sayangnya, CV Balapan tidak dapat bersaing dengan pemain-pemain baru yang banyak bermunculan di tahun 1980-an.

Bisnis terbesar yang pernah ia jalani adalah pengelolaan hutan di Sintang. Bersama dengan perusahaan Korea Selatan, Bung Tomo membangun PT Ahju Balapan Jaya yang mengelola hak pengusahaan hutan (HPH) di Sintang.

Sayangnya, kerjasama ini tidak berjalan baik dan justru meninggalkan kerugian yang besar bagi Bung Tomo dan keluarga.

Hanya mengenyam pendidikan formal hingga tingkat sekolah dasar, Bung Tomo memutuskan kuliah di usia 39 tahun. Ia mendaftar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1959.

Namun karena aktif berpolitik, ia baru memasuki prayudisium pada tahun 1968. Ia pun telah menyelesaikan skripsinya, namun tidak sempat mengikuti sidang skripsi. Pada tahun 1981, Bung Tomo wafat saat melakukan wukuf di Arafah.