Ada berbagai mitos tentang perusahaan visioner yang perlu diluruskan. Penulis merangkum ada 12 mitos.
Mitos pertama, sebuah perusahaan hebat diawali dengan ide hebat. Mitos kedua, perusahaan visioner memiliki pemimpin visioner yang karismatik. Pada kenyataannya, yang paling penting adalah keberadaan perusahaan itu sendiri. Produk yang hebat dapat menjadi ketinggalan jaman; pemimpin yang hebat dapat meninggalkan perusahaan.
Karena itu, prinsip pertama dari perusahaan visioner adalah menjadi pembuat jam bukan pembaca waktu. Dengan membuat jam, siapapun di dalam perusahaan dapat membaca waktu, sehingga perusahaan dapat tumbuh secara berkelanjutan.
Mitos ketiga,tidak semua tujuan perusahaan dapat tercapai, prioritas harus dilakukan. Lalu ada mitos keempat, yaitu anggapan bahwa perusahaan yang berhasil selalu mengutamakan profit. Sedangkan mitos kelima menyatakan bahwa perusahaan visioner memiliki visi dan misi perusahaan yang dianggap ‘benar’.
Pada kenyataannya, perusahaan visioner bisa memiliki beberapa tujuan sekaligus tanpa harus memilih visi yang benar atau salah. Perusahaan dapat mengoptimalkan profit DAN mencapai tujuan lain.
Ini adalah prinsip yang kedua, yaitu penggunaankata DAN dalam penetapan tujuan perusahaan. Perusahaan visioner adalah perusahaan yang dapat menyeimbangkan berbagai tujuan yang ingin dicapai.
Dalam mitos keenam, diyakini bahwa perubahan adalah satu-satunya hal yang konstan. Lalu ada mitos ketujuh, bahwa perusahaan blue-chip selalu bermain aman. Mitos berikutnya menyatakan bahwa perusahaan visioner adalah tempat kerja yang tepat dan nyaman untuk semua orang.
Ada juga mitos bahwa perusahaan yang berhasil selalu bertindak berdasarkan perencanaan strategis yang bagus serta perlunya memasukkan pemimpin (CEO) baru untuk mendorong perubahan fundamental.
Pada kenyataannya, perusahaan visioner secara emosional sangat bangga dengan ideologinya. Hal ini dikarenakan tujuan dasar (reason for being) perusahaan visioner dapat bertahan dalam segala tantangan. Kepercayaan ini membuat seseorang yang tidak cocok dengan budaya perusahaan akan merasa tidak nyaman.
Meski begitu, perusahaan visioner memiliki target yang ambisius. Inilah yang menjadi prinsip ketiga, yaitu ideologi yang kuat dengan tetap mendorong pertumbuhan.
Ada juga anggapan bahwa perusahaan yang visioner fokus untuk mengalahkan kompetitor. Itulah mitos kesebelas. Mitos terakhir menyatakan bahwaperusahaan menjadi visioner terutama karena adanya ‘pernyataan visi’.
Kenyataannya, perusahaan visioner selalu berusaha menyelaraskan visi perusahaan dengan lingkungan. Perusahaan visioner beradaptasi dengan baik dalam perubahan tren yang terjadi.
Musuh terbesar mereka bukanlah kompetitor namun justru diri mereka sendiri. Mereka terus mencari cara untuk menjadi lebih baik. Ini sekaligus menjadi prinsip keempat perusahaan visioner, yaitu berusaha menggapai keselarasan secara terus menerus.
“Perjuangkan perusahaan. Bersiaplah untuk menghapus, mengubah, ataupun menyempurnakan ide; namun jangan pernah menyerah pada perusahaan”
James C. Collins & Jerry I. Porras