Kehadiran si kecil di tengah keluarga seakan memberi kehangatan baru dalam rumah. Di saat yang sama tugas baru sebagai orangtua pun datang dengan setumpuk tanggung jawab. Orangtua bertanggung jawab membesarkan anak supaya memiliki akhlak, kecerdasan, dan kemandirian yang baik.
Anak lahir tanpa buku panduan, seperti saat Anda membeli barang elektronik, dimana selalu ada petunjuk cara merakit atau mengoperasikannya. Anda dituntut untuk bisa mempelajarinya sendiri hingga menemukan cara paling tepat.
Ayah dan Ibu seharusnya saling bahu-membahu mengasuh dan mendidik anak, karena bukan lagi zamannya seorang ayah hanya mencari nafkah dan Ibu menjadi pengasuh.
Sebagai orangtua baru, seringkali muncul kebingungan dan kekhawatiran akan apa yang terbaik bagi anak dan kemampuan untuk melindunginya.
Kebingungan tersebut umum terjadi dan tidak jarang berbenturan dengan emosi bahagia memiliki buah hati. Sebagian anak memang terlahir dengan sifat bawaan tertentu, seperti keras kepala atau sensitif. Namun, kuat tidaknya sifat tersebut dipengaruhi oleh pola asuh orangtuanya.
Tidak ada anak yang nakal dan jangan pernah melabeli anak dengan sebutan negatif lainnya. Karena apa yang dikatakan dan dilakukan orangtua terhadap anak akan diyakininya sepanjang hidupnya.
Anak adalah peniru ulung yang merupakan refleksi dari perilaku orangtua. Jika Anda bertanya, “kenapa anak saya melawan?”, tanyakan terlebih dahulu pada diri sendiri, “Apakah benar saya menanamkan benih pemberontakan?”
Terdapat tiga jenis pola asuh orangtua dalam mendidik anak, yaitu pola asuh demokratis, otoriter, dan permisif. Setiap jenis tersebut menghasilkan karakteristik berbeda pada anak.
Pola asuh demokratis yaitu jenis pengasuhan yang mendahulukan kepentingan anak tetapi dalam kontrol orangtua. Dalam hal ini, anak akan belajar mengontrol diri, mandiri dan membina hubungan baik dengan orangtuanya.
Pola asuh otoriter merupakan jenis pola asuh yang cenderung menuntut anak untuk memenuhi standar orangtua. Pendekatan ini biasanya disertai dengan ancaman dan hukuman ketika anak tidak menghiraukannya. Pola asuh ini akan menghasilkan pribadi anak yang pemberontak dan suka melanggar aturan.
Sedangkan pola asuh permisif adalah kebalikan dari otoriter, orangtua cenderung memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan apapun dengan kontrol lemah. Pola asuh ini akan menghasilkan anak yang manja dan cenderung agresif saat tidak dituruti kemauannya.
Selain itu, terdapat jenis pola asuh lain yang umumnya terjadi pada masyarakat perkotaan yaitu pola asuh menelantarkan. Dimana orangtua tidak memberikan waktu berkualitas bersama anak-anaknya. Pendekatan ini akan menghasilkan anak yang kurang bertanggung jawab, tidak punya inisiatif, dan suka mencari perhatian.