Banyak orang keliru dalam memahami nasib. Mereka seringkali menyamakan antara nasib dengan kekurangan yang ada di dalam diri mereka. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah segala hal buruk yang ada pada hari ini merupakan buah dari perbuatan di masa lalu.
Karena kekeliruan tersebut, banyak orang yang menjadi cepat putus asa. Solusinya, teruslah berpikir positif karena pikiran yang positif akan membentuk nasib hidup kita menjadi positif pula.
Terkait hal-hal buruk yang disematkan orang lain kepada Anda, sejatinya Anda memiliki hak untuk acuh. Anda boleh acuh terhadap ekspetasi-ekspetasi yang tidak penting dan fokus pada apa yang Anda mau. Anda pun tidak perlu mengikuti semua trend yang ada karena hal itu juga belum tentu cocok untuk diri Anda.
Anda harus berani berbeda demi terbentuknya kepribadian yang otentik. Menurut Mike Robbins, kepribadian yang otentik dapat pudar karena terlalu banyak mendengarkan apa yang orang lain katakan pada Anda.
Daripada mendengarkan omongan orang lain, lebih baik Anda mendengarkan kata hati, Anda karena kata hati tidak pernah berbohong.
Selain itu, Anda juga harus menanamkan mindset pada diri Anda bahwa kekurangan adalah rahmat. Walaupun terdengar agak janggal, tapi ini benar adanya.
Telah sering dibuktikan oleh banyak orang bahwa kekurangan yang ada di dalam mereka seharusnya menjadi motivasi untuk menjadi orang yang sukses. Misalnya Nick Vujicic yang lahir tanpa kedua lengan, namun ia tetap bisa sukses menjadi seorang motivator.
Intinya, setiap orang di dunia ini, termasuk Anda, memiliki potensi yang sama. Semua orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Maka dari itu, seyogyanya dimanfaatkan dan dikembangkan.