Masyarakat China dikenal sangat suka menabung, untuk biaya pendidikan, kesehatan, masa pensiun dan juga untuk berjaga-jaga. Karena itulah, konsumsi masyarakat di China relatif kecil apabila dibandingkan dengan negara maju lainnya. Apalagi, jumlah produk yang berkualitas di China masih sangat terbatas di awal kemunculan Alibaba.
Munculnya Alibaba turut mendorong perubahan kebiasaan konsumsi ini. Masyarakat China jadi bisa mendapatkan produk berkualitas dengan mudah dan cepat secara online.
Perkembangan bisnis e-niaga juga didukung adanya beberapa masalah dalam perkembangan ritel tradisional. Harga properti yang sangat tinggi membuat bisnis ritel tradisional tidak efisien.
Pemilihan waktu yang tepat juga menjadi salah satu kunci keberhasilan Alibaba. Untuk mengalahkan eBay, Alibaba membuat Taobao, situs e-niaga untuk B2C.
Taobao diluncurkan saat wabah SARS melanda China. Wabah SARS membuat semua orang takut keluar rumah dan mulai mencoba belanja online.
Dan saat Taobao pertama diluncurkan, eBay tidak menyadari ancaman yang ada karena menganggap Taobao hanya perusahaan kecil. Itu karena saat diluncurkan, Taobao tidak dikaitkan dengan Alibaba. Kini akhirnya eBay kalah dari Alibaba.
Perusahaan online yang ingin masuk ke China memang akan menghadapi ‘Tiga Kerajaan’, yaitu Alibaba, Baidu, dan Tencent. Tidak mudah bagi perusahaan asing untuk bisa masuk ke China, terutama karena konten lokal di China sangat penting.
Alibaba kembali membuktikan bahwa tantangan dapat berubah menjadi peluang saat krisis keuangan global. Di tengah krisis keuangan global, Alibaba menurunkan tarif berlangganan secara signifikan dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas konsumen berbayar Alibaba.
Langkah itu terbukti berhasil menambah jumlah konsumen berbayar sehingga penurunan harga tidak menurunkan pendapatan sedikit pun.
Krisis ini pun dimanfaatkan Alibaba untuk mengembangkan Taobao, karena pebisnis China beralih ke konsumen rumah tangga di China saat mereka tidak bisa menjual ke luar negeri. Strategi tersebut menjadikan Taobao berhasil meningkatkan pangsa pasar hingga 80%.
Pertumbuhan yang stabil tidak berarti Alibaba sepi dari tantangan. Tantangan utama Alibaba adalah keberadaan produk palsu. Isu penanganan produk palsu ini pun pernah membuat reputasi dan kepercayaan konsumen pada Alibaba menurun.
Selain itu, Alibaba juga terus menghadapi kompetisi baru di bisnis e-niaga. Kompetitor utama Alibaba saat ini adalah JD.com yang didukung oleh Tencent.