Cinta dan iman akan bersemi dan tumbuh dari proses spiritual yang hanya sedikit mengandalkan kemampuan inderawi. Banyak orang memiliki mata, namun tertutup mata hatinya, demikian juga dengan pendengaran yang sempurna, tapi ternyata mereka tuli perasaannya.
Bagi siapa saja yang memiliki keterbatasan inderawi, justru malah sebaliknya, mereka bisa menembus batas pandangan melalui semangat, gairah, jiwa, dan imajinasi.
Pada dasarnya, ada harmoni yang tercipta dalam segala sesuatu dan perpaduannya tentang dunia material dan spiritual. Bagi orang yang bernalar, tentu mereka tidak akan percaya bila langkah kaki hanyalah terdiri atas getaran dan hentakan.
Namun, menurut Helen Keller, langkah kaki bisa berarti perpaduan berbagai elemen alami, ketukan-ketukan yang menyentuh, pengetahuan sebelumnya tentang kebiasaan-kebiasaan fisik, dan karakter moral dari orang lain.
Seperti langkah kaki pelayan dalam sebuah pesta yang bisa dirasakan berbeda oleh Helen keller. Ada langkah kaki yang mengikuti irama alunan musik di pesta tersebut, dengan hentakan kaki pelayan yang mengikuti irama saat menyajikan minuman. Pelayan tersebut seakan larut dalam kebahagiaan.
Namun, ada pula langkah kaki yang biasa-biasa saja, dengan sifat kehati-hatian saat berjalan. Yang tentu saja keduanya merupakan sensasi pengetahuan bagi Helen keller untuk memaknai arti dari langkah kaki dan perpaduannya dengan karakter pelayan tersebut.
Selain itu, bagi Helen Keller, sentuhan tidak dapat menjembatani jarak dan hanya dipakai saat terjadi kontak dengan sesuatu. Seperti saat ia menyentuh bayi, dan kemudian ia mampu menggunakan sentuhannya untuk menggambarkan lanskap nun jauh di sana dengan kata-kata yang mampu ia jelaskan dengan sangat baik.