Tahun 1990 di Itali, tim nasional Jerman berhasil menjadi juara Piala Dunia dibawah kepemimpinan pelatih Franz Beckenbauer.
Kemudian, Jerman mengganti pelatih mereka dengan Berti Vogts yang akhirnya gagal menjadi juara di Piala Eropa tahun 1992 setelah takluk dengan Denmark di final, dan di Piala Dunia tahun 1994 kalah di babak perempat final dengan Bulgaria.
Namun, Jerman tetap mempercayakan pada Vogts untuk memimpin di piala Eropa 1996. Begitu kecewanya masyarakat Jerman, lebih lagi bintang utama mereka Lothar Matthaeus dan Steffen Effenberg tidak dimasukkan ke dalam jajaran pemain Piala Eropa 1996.
Vogts berpandangan bahwa pemilihan pemain bukanlah karena faktor kebintangan, melainkan kesatuan semangat semua pemain. Vorgts menegaskan, “Tidak ada pemain bintang di dalam tim. Tim itu sendirilah yang menjadi bintang.”
Atas keyakinan Vogts tersebut, akhirnya ia berhasil mengantarkan tim nasional Jerman menjadi Juara Piala Eopa tahun 1996. Mungkin kita tahu, bahwa banyak tim, negara, atau klub sepak bola yang bertabur bintang namun banyak yang menuai kegagalan.
Dari sini kita belajar bagaimana persoalan yang sama juga terjadi pada pemimpin di manapun ia memimpin, baik itu di perusahaan, organisasi, bahkan pemerintahan.
Seperti menjadi pemimpin tim penjualan, di mana ketika Anda menemui permasalahan saat anggota tim tidak mengikuti atau menuruti strategi yang telah Anda terapkan. Tentu ini akan berdampak pada berkembangnya perusahaan atau organisasi Anda.
Untuk itu, dalam membangun sebuah tim penjualan yang hebat, Anda harus bisa menentukan tujuan atau target, membangun dan mengembangkan tim, serta bersama-sama mewujudkan tujuan tim untuk mencapai target atau hasil.
Dan, yang sangat penting sebagai seorang pemimpin, Anda harus mampu mengkomunikasikan visi, mimpi, dan tujuan ke setiap anggota tim. Dengan demikian, setiap tim akan senantiasa bekerja bersama ketika mereka melihat kembali tujuan mereka bekerja.